Jumat, 09 November 2012

Orang-orang yang Tidak Dilihat Allah SWT

Orang-orang yang Tidak Dilihat Allah SWT



Suatu ketika seorang suami pulang kerja dengan setumpuk beban dipundaknya, tiba-tiba sampai dirumah isterinya bersikap super cuek, alias tidak memperhatikan sama sekali tanpa alasan yang jelas. Kira-kira perasaan apa yang diderita sang suami? Jika perlakuan ini terus menerus dilakukan isterinya tidak menutup kemungkinan sang suami mencari wanita lain di luar rumah tangganya.
Ilustrasi kecil itu baru tergambarkan ketika kita masih meniti kehidupan di dunia fana ini. Tidak terlukiskan bagaimana apabila sikap cuek dilakukan oleh Allah, padahal Dia satu-satunya harapan setiap makhluk dalam menentukan nasibnya. Celaka dan tidaknya makhluk bernama manusia kelak, tergantung sikap Allah kepadanya. Tatkala Allah mencuekkannya, kecil kemungkinan ia tidak dapat menyelamatkan dirinya, sungguh keadaan yang amat menyedihkan.
Persoalannya sekarang adalah, kenapa Allah tidak melihat kita padahal kita sangat merindukan untuk dapat berjumpa dengan Nya? Dalam kacamata Qur’an wa Sunnah ada beberapa sebab kenapa seorang manusia dicuekin oleh Allah, sebagaimana yang teramat dalam ayat Qur’an dan hadits shahih sebab tidak diperhatikan oleh Allah akibat dari;

Pertama
menyembunyikan kebenaran, dan menjualnya dengan harga murah
Ini perlu diperhatikan, terlebih lagi dengan proses pemilu di negeri ini yang tidak bisa lepas dari sikap licik dan manipulasi data. Belum lagi pemalsuan ijazah terakhir para calon legislatif, kemudian datangnya wakil  raakyat yang tidak berkesempatan mewakili di lembaga rakyat. Bayangkan saja seorang artis/aktor yang notabene besar di dunia hiburan tiba-tiba menjadi calon wakil rakyat. Ini terkena hadits Nabi saw. Bila urusan telah diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggu tanggal kehancuraannya.
Rame-rame wakil rakyat yang tidak berkualitas sama sekali, muncul juga wakil raakyat daari kalangan kaum wanita. Dosa apalagi bagi bangsa ini yang belum dilakoni, tampaknya dari sekian banyak kriteria dosa dan maksiat bangsa kita amat doyan melakukannya. Tidak heran apabila pertolongan Allah masih teramat jauh. Tidaklah mungkin pelaku dosa dan maksiat diperhatikan oleh Allah SWT, sebab Allah hanya akan menolong hamba-hamba-Nya yang taat saja, setia menjalankan aturan syariat meski dihadapkan kepada berbagai masalah yang bertumpuk-tumpuk.
Para peneliti jelas memegang peranan penting, ketika ayat dan hadits dibacakan sebagai penguat atas perbuatannya. Tidak jarang malah yang berperilaku lucu, sosok bernama Gus Dur merupakan seorang tokoh yang aneh. Dengan  kondisi fisiknya yang tidak normal dan sikapnya yang sok neko-neko masih juga memaksakan diri mencalonkan jadi Presiden di Republik ini.
Karenanya jika ada orang Muhammadiyah atau umat Islam yang tidak mau berpolitik praktis seperti sekarang ini tidak begitu saja dapat disalahkan. Masalahnya tidak sesederhana yang dibayangkan, argumentasi non politik diberikan juga oleh para pakar Islam dari Timur Tengah seperti Asy Syaikh Dr Mukhil,Syaikh Utsaimin, Syaikh Bin Baz dan lainnya.
Dunia politik Indonesia sekarang ini tidak jelas lagi mana halal dan mana haram, sekularisme politik telah memberi warna yang tidak sedap memberi warna terhadap perpolitikan di negeri ini. Dunia politik yang kotor menjadi sebab kenapa sebagian kaum Muslimin enggan memerankan gerakan politiknya.
Islam tegak bukan karena politik ansich, justru tegaknya ajaran Islam diawali oleh gerakan dakwah lapis bawah. Akhlak Rasulullah saw. Yang dikenal gelaran “Al Amin”, membuat apa yang dikatakan beliau berarti bagi warga masyarakat Arab jahili. Sementara kita yang hidup dibelantara atom ini sering memanfaatkan politik untuk meraup harta kekayaan.
Akibat niat berpolitiknya yang sudah buruh, tatkala punya kekuasaanpun ia menjadi wakil rakyat yang berkhianat kepada amanah, padahal kaum muslimin tahu yang berkhianat terhadap amanah merupakan karakteristik kaum munafiqin. Bagi seorang muslim perkataan adalah ibadah, maka jangan kotori ibadah itu dengan tujuan hina dan busuk.

Firman Allah: Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah diturunkan oleh Allah, yaitu Al Kitab (Qur’an), kemudian menjualnya dengan harga yang murah, sesungguhnya mereka itu tidak memakan melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara nanti di 
 hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih”. QS. Al-Baqarah: 174.


Menjual ayat-ayat Allah atau hadits Nabi saw. Adalah perbuatan yang amat buruk, dalam tatanan fiqh termasuk dosa besar. Lebih parah lagi akibat menjual agama ini yang rugi tidak saja si penjual tetapi juga kaum muslimin secara umum. Masa depan  generasi muda Islam menjadi suram, generasi masa depan menjadi tidak memiliki tujuan hidup yang jelas.
Imam Al Qurtuby menegaskan sungguhpun ayat di atas tertuju pada kaum Israil, pada dasarnya berlaku pula bagi kaum muslimin. Yaitu siapa saja yang menjual agama dengan harga dunia, berapapun harganya, selama cuma harga dunia maka tidak ada harganya dihadapan Allah dan orang beriman.
Dalam ayat lainnya lebih dijelaskan lagi (QS. Al Baqarah: 159), di mana agama telah memberikan keterangan yang jelas, namun disamarkan untuk kepentingan dunia.
Zaman dimana materialisme berkuasa sulit rasanya nilai-nilai Islam diterapkan, kondisi ini sama dengan keadaan sebelum Islam diturunkan di tanah kelahirannya Makkah al Munawaroh. Tradisi KKN yang telah mendarah daging tampaknya sulit diperbaiki, meski dengan gerakan bengkel akhlaknya Daarut Tauhid (Aa Gym), tetap saja penyakit KKN tidak dapat diberantas.

Kedua, 
Pendusta dan Pembohong
Hancurnya nilai-nilai kebenaran agama dilatar belakangi oleh orang-orang munafik, dimana bagi mereka perkataan bohong sudah menjadi tradisi. Bohong adalah kebiasaan buruk, yang dapat menghancurkan tatanan sosial kemayarakatan. Dan tidak satupun ajaran agama yang membenarkan bohong, kecuali agama itu sendiri adalah jenis agama bohong.
Terkuaknya kasus pembohongan publik oleh oknum Pendeta tentang berita murtadnya da’I sejuat umat Zainudin Mz, masuk Kristennya tokoh Laskar Jihad di beberapa daerah, diurapinya Gus Dur oleh tokoh-tokoh gereja membuktikan jika agama mereka disebarkan dengan jalan bohong, dusta bagi mereka bukan soal yang terpenting meningkatkan kuantitas mereka yang kerap kali dijadikan alasan untuk membuat kerusuhan. Contoh konkrit adalah kasus Ambon, korban pada dasarnya adalah kaum muslimin, sebab mereka di sana merupakan minoritas. Kita tahu tatkala muslimin hidup sebagai minoritas, dapat dipastikan terjadi penekanan, dan tidak sedikit yang dianiaya, dibantai. Ini adalah fakta nasional dan internasional (video Islam Peradaban Masa Depan oleh Prof. Dr. Yusuf al Qardhawi).

Firman Allah, artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janjinya dengan Allah dan sumpah mereka dengan harga yang sedikit……” QS. Ali Imran: 77.

Sumpah palsu dan perkataan bohong sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan bangsa kita, mentradisinya bohong guna mendapatkan kekayaan dunia menjadikan pelakunya berbuat dosa besar. Tanpa disadari mereka bisa termasuk murtad tanpa sadar, sebagaimana kasus-kasus dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga, 
Al Mannan
Hal ini sebagaimana tersebut dalam sabda Rasulullah saw. Sebagaimana tersebut di bawah ini, artinya:

 “Tiga golongan yang Allah tidak akan memandangnya nanti pada hari kiamat, tidak membersihkan mereka dari dosa dan bagi mereka adzab yang pedih. ”Siapakah mereka itu wahai Rasulullah saw?” Mereka telah celaka merugi, maka beliau menjawab dan mengulangi jawaban itu tiga kali, “Al Musbil, penjual dagangan dengan sumpah dusta, serta al Manan”. HR Muslim

“Allah tidak akan melihat kepada laki-laki yang menjulurkan kainnya karena sombong”. Mutafaq ‘alaih.

Dusta agar dagangannya laku adalah dosa besar, meski dari satu sisi menguntungkan akibat jangka panjang kehidupan sosial kemasyarakatan menjadi rusak. Jika ini yang terjadi akibatnya ekonomi makro dalam hal ini Negara menjadi carut marut. Hal ini dapat dirasakan seperti sekarang ini, disana derita rakyat makin panjang, semakin lama dan tidak jelas kapan ada penyelesaiannya.Perbuatan dosa sebagaimana dipaparkan agama (Islam) kadang dalam alam sosial bangsa kita tidak diperhatikan sama sekali. Dampaknya, krisis ekonomi berkelanjutuan tanpa arah penyelesaian yang jelas, tingkat pengangguran dimana-mana, kriminalitas makin menggila. Dan repotnya tidak saja kaum abangan yang terjebak kejahatan, sampai kepada aparat penegak hukum ikut-ikutan terlibat berbagai kejahatan, pelanggaran dimana-mana.

Keempat,
Dayuts (orang yang tidak punya cemburu)
Keluarga yang katanya modern sering melakukan perbuatan dayuts, dengan alasan kemodernan pergaulan kode etik agama sering diacuhkan tidak aneh jika banyak terjadi WIL-PIL. Dasar utamanya ketika rasa cemburu tidak ada lagi diantara suami isteri. Maksiat kecil-kecilan berbuntut panjang, mereka berawal obrolan biasa, dan tatkala kondisi hati kosong dari keimanan terjadilah perselingkuhan.
Sabda Nabi saw. Artinya; “Tiga golongan yang tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat; orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lakli-laki dan dayuts (orang yang tidak punya cemburu). Serta tiga golongan orang yang tidak masuk surga, pendurhaka kepada orang tua, pecandu minuman keras, dan orang yang mengungkit pemberian”. HR Ahmad, Nasa’i, dishahihkan oleh Al Bani.
Kehidupan materialis kadang melupakan batas antara dosa dan durhaka kepada orang tua, sempitnya waktu yang tersedia habis buat menumpuk harta dapat melalaikan anak manusia kepada hak-hak orang tua. Dalam hadits lain dosa kepada orang tua disejajarkan dengan perbuatan syirk, perkataan bohong (HR Bukhari). Gejala ini sudah merata rasa hormat kepada orang tua makin tipis, sementara perbuatan itu jelas merupakan dosa besar. Ketika sebuah masyarakat membiasakannya akibatnya bebragai keburukan menjadi dominan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian empat hal yang menyebabkan seorang anak Adam tidak dilihat dihari kiamat, dan merupakan sosok yang amat rugi saat perhatian Allah tidak ada sama sekali. Padahal saat itu anak manusia sangat membutuhkan perhaatian dari-Nya, ibarat seorang anak kala membutuhkan perhatian orang tuanya. Bagaimana rasanya ketika itu sikap orang tua cuek, tidak melihat kehadiran anak, tidak memperhatikan apa yang diperlukan oleh anak.
Selama perbuatan dosa dianggap biasa, pertolongan Allah dijamin tidak pernah akan turun. Allah hanya mau menolong hamba-Nya yang penuh pengabdian kepadaNya, tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, sehingga Allah benar-benar menjadi illah selain Dia. Semoga kita termasuk hambaNya yang taat, amien.





0 Komentar:

Posting Komentar

[Reply to comment]