Minggu, 23 Desember 2012

Hal-Hal Negatif Ternyata Tidak Baik Bagi Kesehatan

Hal-Hal Negatif Ternyata Tidak Baik Bagi Kesehatan


1. Marah / Pemarah

Marah selama 5 menit akan menyebabkan sistem imun tubuh kita mengalami depresi selama 6 jam, orang pemarah juga sangat rentan terkena Hepatitis.
Marah atau marahan adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta tingkat adrenalin dan non adrenalin. Rasa marah menjadi suatu perasaan yang dominan secara perilaku, kognitif, maupun fisiologi sewaktu seseorang membuat pilihan sadar untuk mengambil tindakan untuk menghentikan secara langsung ancaman dari pihak luar.
Ekspresi luar dari kemarahan dapat ditemukan dalam bentuk raut muka, bahasa tubuh, respons psikologis, dan kadang-kadang tindakan agresi publik. Manusia dan hewan lain sebagai contoh dapat mengeluarkan suara keras, upaya untuk tampak lebih besar secara fisik, memamerkan gigi mereka, atau melotot . Marah adalah suatu pola perilaku yang dirancang untuk memperingatkan pengganggu untuk menghentikan perilaku mengancam mereka. Kontak fisik jarang terjadi tanpa ekspresi kemarahan paling tidak oleh salah seorang partisipan . Meskipun sebagian besar pelaku menjelaskan bahwa rasa marah timbul karena "apa yang telah terjadi pada mereka," ahli psikologi menunjukkan bahwa orang yang marah sangat mungkin melakukan kesalahan karena kemarahan menyebabkan kehilangan kemampuan pengendalian diri dan penilaian objektif .
Para ahli psikologi modern memandang kemarahan sebagai suatu emosi primer, alami, dan matang yang dialami oleh semua manusia pada suatu waktu, dan merupakan sesuatu yang memiliki nilai fungsional untuk kelangsungan hidup. Kemarahan dapat memobilisasi kemampuan psikologis untuk tindakan korektif. Namun, kemarahan yang tak terkendali dapat berdampak negatif terhadap kualitas hidup pribadi dan sosial.

2. Dendam
Dendam / Menyimpan dendam akan menyebabkan imun tubuh kita mati. Dari situlah bermulanya segala penyakit, seperti stres, kolesterol, hipertensi, serangan jantung, rhematik, arthrisis serta stroke atau disebut juga sebagai pendarahan / penyumbatan pembuluh darah.
Jadi Gan, sebaiknya Agan mempunyai sifat pemaaf, jangan terbawa oleh emosi berlebihan jika ada teman Agan yang menyakiti Agan, berusahalah untuk memaafkannya walaupun orang tersebut tidak meminta maaf.
Ingat Gan, dendam hanyalah akan mendatangkan musuh buat Agan.
Lebih baik punya teman satu daripada punya musuh satu.
Sifat pemaaf yang agan miliki akan menjadikan Agan lebih dihormati oleh teman-teman Agan.

3. Stres

Jika kita sering membiarkan diri kita stres, maka kita sering mengalami gangguan pencernaan.
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka. .
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.

4. Khawatir

Jika kita sering merasa khawatir, maka kita mudah terkena penyakit nyeri punggung.
Rasa khawatir adalah perasaan tidak nyaman akan kesulitan hidup yang sedang dialami atau yang dibayangkan akan terjadi nanti, dapat juga didefinisikannya sebagai pikiran-pikiran jelek yang pengaruhnya negatif terhadap kesehatan diri, dan cukup sulit untuk di kendalikan.
Rasa khawatir adalah perwujudan dari keinginan diri untuk mencari jalan keluar dari masalah yang tidak jelas dan lagi sulit di cari jalan keluarnya.
Bila Agan ditanya, "Apa yang membuat Agan merasa khawatir?" Sering kali Agan menunjuk pada kondisi di luar diri Agan.  Agan tidak menyadari, sebenarnya perasaan khawatir bukan berasal dari sesuatu di luar diri Agan. Perasaan itu berasal dari sesuatu yang ada di kepala Agan, yang telah lama diprogramkan kepada Agan.

5. Mudah tersinggung
Jika kita mudah tersinggung, maka kita akan cenderung terkena penyakit INSOMNIA (susah tidur).

Kenapa orang menjadi atau mudah tersinggung? Orang yang mudah tersinggung, karena ia  menilai dirinya lebih dari kenyataan , merasa pintar, merasa berjasa, merasa soleh, merasa tampan, merasa sukses, setiap kali kita terus menilai diri kita lebih dari kenyataan bila ada yang menilai kurang sedikit saja ,, langsung akan tersinggung...
Jadi memang ada sesuatu yang harus kita perbaiki yaitu proporsional menilai diri , kita biasanya membuka peluang tersinggung karena kita salah dalam menilai diri kita, kita juga terkadang tidak mau mengakui kesalahan atau kekurangan kita, ketika orang lain menegur atau menasehati kita, So kita harus melihat bahwa apapun yang dilakukan orang kepada kita itu bermanfaat kalau kita dapat menyikapi dengan sikap yang tepat

6. Selalu Bingung/Kebingungan
Jika kita sering mengalami kebingungan berkepanjangan, maka kita akan terkena gangguan tulang belakang bagian bawah.

Bingung adalah keadaan bimbang untuk menjatuhkan pilihan atau dapat pula berarti keadaan dimana kita harus menentukan sesuatu atau memecahkan suatu masalah yang rumit.
Bingung itu sendiri disebabkan karena  kurangnya ilmu/pengetahuan dalam memahami setiap pilihan. Bisa juga karena ilmu/pengetahuan yang sudah cukup, tapi tidak ada keberanian/takut untuk melangkah.
Seharusnya kita sudah melangkahkan kaki bagian yang kanan, disaat kaki bagian yang kiri sudah melangkah. Intinya kita harus sudah bisa mementukan sesuatu jika kita sudah tahu masalah yang dihadapi & yang akan terjadi, jadi gak ada istilah bingung Gan jika hal yang Agan hadapi sudah pasti & Agan bisa prediksi, tinggal keberanian saja yang harus dikedepankan.

7. Ketakutan yang berlebihan
Jika kita sering membiarkan diri kita merasa takut yang berlebihan, maka kita akan mudah terkena penyakit ginjal.
Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan.
Ketakutan harus dibedakan dari kondisi emosi lain, yaitu kegelisahan, yang umumnya terjadi tanpa adanya ancaman eksternal. Ketakutan juga terkait dengan suatu perilaku spesifik untuk melarikan diri dan menghindar, sedangkan kegelisahan adalah hasil dari persepsi ancaman yang tak dapat dikendalikan atau dihindarkan.

8. Pikiran Jelek
Jika kita suka berpikiran jelek atau ber-negative thinking, maka kita akan mudah terkena Dyspepsia (penyakit sulit mencerna).
Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi.
Berpikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita membentuk konsep, terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran, dan membuat keputusan.
Berpikir adalah fungsi kognitif tingkat tinggi dan analisis proses berpikir menjadi bagian dari psikologi kognitif.
Lalu apa jadinya jika pikiran-pikiran kita selalu dipenuhi oleh pikiran-pikiran yang negatif?
Jangan dahulukan pikiran yang negatif jika Agan belum tahu kenyataannya.

9. Apatis
Jika kita sering merasa apatis (tidak pernah peduli) terhadap lingkungan, maka kita akan berpotensi mengalami penurunan kekebalan tubuh.

Apatis adalah kurangnya emosi, motivasi, atau entusiasme. Apatis adalah istilah psikologikal untuk keadaan cuek atau acuh tak acuh; di mana seseorang tidak tanggap atau "cuek" terhadap aspek emosional, sosial, atau kehidupan fisik. Apatis klinikal dianggap tingkatan atas, sedangkan tingkat menengah dapat dianggap sebagai depresi, dan pada tingkatan puncak dapat didiagnosa sebagai disorder disassociative. Aspek fisik dari apatis berhubungan dengan pemunduran fisik, kehilangan otot, dan kekurangan energi disebut letargi; yang memiliki banyak penyebab patologikal.
Apatis dapat berpusat terhadap objek tertentu; kepada seseorang, aktivitas atau lingkungan. Dia merupakan reaksi umum terhadap stress di mana diterapkan sebagai "belajar tak berdaya" dan seringkali dihubungkan dengan depresi. Dia dapat juga merefleksikan sebuah kekurangan minat non-patologi dalam hal yang dianggap tidak penting.

10. Menganggap sepele
Jika kita sering menganggap sepele semua persoalan, maka hal ini bisa mengakibatkan penyakit diabetes.
Kebanyakan orang sering meremehkan hal-hal kecil dan hal-hal sepele. Padahal hal-hal kecil tersebut biasanya merupakan dasar dari sebuah fondasi yang mana jika hal kecil tersebut itu hilang maka fondasinya juga akan runtuh.
Jangan meremehkan hal sepele, karena terkadang hal sepele tersebut bisa menjadi sepuluh.
Jadi jangan pernah memandang hal-hal yang kecil itu tidak berarti Gan, karena tidak akan ada yang besar jika tidak ada hal yang kecil


Bonus Gan

11. Rendah diri
Jika kita sering  selalu rendah diri, maka kita bisa terkena penyakit leukimia (kanker darah putih).
Rasa rendah diri, adalah perasaan bahwa seseorang lebih rendah dibanding orang lain dalam satu atau lain hal. Perasaan demikian dapat muncul sebagai akibat sesuatu yang nyata atau hasil imajinasinya saja. Rasa rendah diri sering terjadi tanpa disadari dan bisa membuat orang yang merasakannya melakukan kompensasi yang berlebihan untuk mengimbanginya, berupa prestasi yang spektakuler, atau perilaku antisosial yang ekstrem, atau keduanya sekaligus. Tidak seperti rasa rendah diri yang normal, yang dapat mendorong pencapaian prestasi, kompleks rasa rendah diri adalah berupa keadaan putus asa parah, yang mengakibatkan orang yang mengalaminya melarikan diri saat mengalami kesulitan.




0 Komentar:

Posting Komentar

[Reply to comment]