Selasa, 24 September 2013

Sekilas Mengenal Tentang Awan

Sekilas Mengenal Tentang Awan

Awan adalah kumpulan titik-titik air atau kristal es di udara yang terjadi karena adanya kondensasi uap air di udara yang melebihi titik jenuh. Terbentuknya awan dikarenakan udara yang banyak mengandung uap air mengalami proses pendinginan sehingga mencapai titik embun. Proses pendinginan terjadi ketika udara terdorong ke atas sampai atmosfer, dimana suhunya lebih rendah dibandingkan permukaan. Hal ini sesuai dengan prinsip bahwa udara panas akan naik ke atas hingga ketinggian tertentu dan mendingin. 

Seiring dengan kenaikan ketinggian, tekanan udarapun berkurang. Kondisi ini menyebabkan udara yang mengandung uap air menyebar dan mengalami pendinginan. Pada saat mencapai titik embun, udara menyatu dengan uap air. Seluruh uap air yang terkondensasi dalam udara tersebut membeku dan membentuk embun sehingga oleh kita dilihat sebagai butiran-butiran awan.

Awan terbentuk dan memiliki ukuran sesuai dengan kekuatan alam yang mendorong kelembapan udara tersebut ke atas dan temperatur atmosfer. Misalnya, jika segerombolan udara besar naik secara stabil, maka akan menghasilkan awan luas dan tak berbentuk.

Jenis-Jenis Awan
Awan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, tergantung pada bentuk dan ketinggiannya.

1. Pembagian Awan Menurut Bentuknya
  • Cumulus, yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal dan dasarnya horizontal.
  • Stratus, yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga menutupi langit secara merata.
  • Cirrus, yaitu awan yang berbentuk halus dan berserat seperti bulu ayam. Awan ini tidak dapat menimbulkan hujan.
cirrus
2. Pembagian Awan Berdasarkan Ketinggiannya

    2.1. Awan tinggi (6-12 km)
  • Cirrus, yaitu awan yang berbentuk seperti bulu ayam.
  • Cirro stratus, yaitu awan yang berwarna putih merata dan berbentuk menyerupai kerudung tipis.
  • Cirro cumulus, yaitu awan yang muncul dalam gumpalan-gumpalan kecil (kadang seperti riak kecil) yang berkelompok seperti sisik ikan, ekor kuda betina, atau bulu domba.
cirrostratus 
 2.2. Awan menengah (2-6 km)
  • Altocumulus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal membentuk serangkaian “perahu rakit” di langit. Oleh karena itu, langit yang terdapat awan ini sering disebut langit makarel (mackarel sky).
  • Altostratus, yaitu awan yang berlapis-lapis tebal.
altocumulus   
2.3. Awan rendah (<2 km)
  • Stratus, yaitu awan yang rendah merata dan berlapis-lapis. Awan ini kadang muncul dan bergerak cepat.
  • Stratocumulus, yaitu awan yang tebal, luas, dan bergumpal-gumpal. Biasanya berbentuk kubah kecil. Jika bergerak sendirian bernama cumulus, namu jika bersama-sama disebut stratocumulus.
  • Nimbostratus, yaitu awan berwarna abu-abu putih hingga gelap dan luas. Biasanya awan ini muncul dalam keadaan gelap dan tak berbentuk, serta sebagian telah merupakan hujan.
stratocumulus  
2.4. Awan yang terjadi karena udara naik (500-1500 m)
  • Cumulus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal dengan alas rata. Awan ini tampak seperti balutan bulu domba.
  • Cumulonimbus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal yang luas dan besar meninggi, serta sering menimbulkan hujan berangin ribut. Awan ini bisa membentuk “menara” berdiameter 10 km dengan puncak menyerupai kembang kol. Umumnya awan ini muncul di siang hari saat musim panas.
cumulonimbus
Mengapa Awan Hujan Terlihat Gelap?
Saat hujan turun, awan akan terlihat berwarna gelap, bukan putih seperti saat hari cerah. Tahukah Anda alasannya? 
Jika belum, simak penjelasannya berikut ini;

Mari kita mulai dengan membahas bagaimana awan terbentuk. Udara di sekitar Anda penuh dengan air dalam bentuk gas, yang disebut uap air. Ketika udara di dekat tanah menghangat, dia akan mulai naik, mengambil serta uap air.

Semakin tinggi posisinya di langit, udara akan semakin dingin. Hal ini menyebabkan uap air memadat ke dalam debu atmosfer dari gunung berapi, knalpot mobil dan sumber lainnya. Hasil tetesan air dan kristal es selanjutnya menyatu untuk membentuk awan.

Tidak seperti partikel atmosfer yang menyebarkan lebih banyak cahaya biru daripada warna lain, partikel-partikel awan kecil menyebarkan semua warna cahaya sama rata, yang selanjutnya membentuk cahaya putih.

Namun, awan hujan berwarna abu-abu bukan putih karena ketebalan atau ketinggiannya. Artinya, awan semakin tebal dan padat karena mengumpulkan lebih banyak butiran air dan kristal es. Semakin tebal butiran air yang didapat, semakin banyak cahaya yang disebarkan. Akibatnya semakin berkurang intensitas cahaya yang melewatinya.

Hal ini membuat partikel-partikel di bagian bawah awan hujan tidak memiliki banyak cahaya untuk disebarkan ke mata Anda. Akibatnya, bagian bawah dari awan tersebut akan terlihat berwarna abu-abu, seperti yang biasa kita lihat dari bawah.

Semakin besar efek ini terlihat, maka semakin banyak butiran air yang didapatkan, karena mereka menjadi lebih efisien dalam menyerap cahaya, bukan menyebarkannya. Hasil akhirnya adalah awan yang semakin gelap, dan tentunya hujan yang semakin lebat.


dari berbagai sumber

0 Komentar:

Posting Komentar

[Reply to comment]