Sabtu, 15 Februari 2014

Seputar Fakta dan Mitos Daging Kambing/Domba


Seputar Fakta dan Mitos Daging Kambing/Domba 

Sudah menjadi sesuatu yang umum dalam masyarakat Indonesia tentang berlakunya sebuah mitos.
Adakalanya mitos itu memiliki dalil yang dibenarkan, namun seringkali hanya memiliki dalih. Bahkan, sama sekali tak terbukti dari segi keilmuan mana pun.

Mitos pertama:
Daging kambing bisa menaikkan tekanan darah sehingga sering dikonsumsi oleh mereka yang memiliki tekanan darah rendah (hipotensi).

Mitos ini diyakini pula oleh mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, sehingga golongan kedua ini cenderung menghindarinya.

Faktanya:
Tensi yang rendah disebabkan oleh gangguan pada jantung (kelainan katup, serangan atau gagal jantung). Jika mengkonsumsi daging kambing berlebihan justru berakibat fatal.

Konsumsi daging kambing berlebihan bisa menyebabkan sembelit dan memperperah penderita penyakit GERD (Asam atau isi lambung berbalik arah ke atas).

Langsung tidur setelah mengkonsumsi daging kambing berdampak jangka panjang pada peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah.
Mitos kedua:
Testis kambing dan memakan sate kambing setengah matang bisa meningkatkan gairah seksual.


Faktanya:

Peningkatan gairah seksual disebabkan oleh banyak faktor, bukan hanya karena makanan.

Daging kambing dan daging merah lainnya mengandung lemak yang tinggi, mengandung banyak LDL lemak jahat dan bisa menumpuk di dalam dinding pembuluh darah.

Daging kambing mengandung protein hewani sehingga bisa menggantikan sel-sel tubuh yang rusak dan sebagai zat pembangun.
Saran:

Tidak boleh berlebihan dalam mengkonsumsi daging kambing atau daging kurban lainnya. Imbangi dengan memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran untuk meminimalisir efek mengkonsumsi daging berlebihan.


Bersama Dakwah

0 Komentar:

Posting Komentar

[Reply to comment]