Selasa, 19 November 2013

Seputar Sidik Jari

Seputar Sidik Jari  
(Sejarah Penggunaan Sidik Jari)

Sidik jari (fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu.

Sidik jari untuk identifikasi
Identifikasi sidik jari, dikenal dengan daktiloskopi adalah ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas orang dengan cara mengamati garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak kaki. Daktiloskopi berasal dari bahasa Yunani yaitu dactylos yang berarti jari jemari atau garis jari, dan scopein yang artinya mengamati atau meneliti. Kemudian dari pengertian itu timbul istilah dalam bahasa Inggris, dactyloscopy yang kita kenal menjadi ilmu sidik jari.
Fleksibilitas dari gelombang pada kulit berarti tidak ada dua sidik jari atau telapak tangan yang sama persis pada setiap detailnya. Pengenalan sidik jari melibatkan seorang pakar, atau sebuah sistem pakar komputer, yang menentukan apakah dua sidik jari berasal dari jari atau telapak yang sama.

Sejarah Penggunaan Sidik Jari Mengungkap Kejahatan
Juli 1892, Inspektur Alvarez dari Kepolisian di La Plata, Argentina, kesulitan membongkar misteri kematian dua kanak-kanak di rumah gubuk mereka. Francisca Rojas (26) sang ibu pun menjadi tertuduh, tetapi ia tak juga mengaku. Berkat ketelitiannya, Alvarez menemukan sidik jempol berdarah di pintu. Ketika dicocokkan, sidik itu pas dengan cap jempol kanan Francisca. Kontan si ibu sadis ambruk pertahanannya dan mengaku. Kasus Rojas adalah kasus kriminal pertama yang dipecahkan dengan temuan sidik jari di tempat kejadian. Tak heran bila Argentina menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan sidik jari, sebagai metode tunggal mengidentifikasi pelaku kejahatan.
Lebih dari 30 tahun sebelumnya William Herschel, pegawai pemerintah Inggris di India, sekitar tahun 1858 melihat bahwa permukaan tangan itu bergaris-garis, dan bahwa sidik jari tiap orang itu khas, serta tak berubah. Ketika kembali ke London tahun 1880, Herschel membaca tulisan Dr. Henry Faulds dalam jurnal Nature tentang sidik jari. Menurut Faulds yang lama bekerja di Jepang, sudah berabad-abad masyarakat lokal menggunakan sidik jari. Bahkan, keringat dari pori-pori di ujung jari meninggalkan cetakan sejelas bercak darah atau tinta. Faulds pun menganjurkan polisi untuk mencari sidik jari pada setiap lokasi terjadinya kejahatan. Sayangnya, sama seperti Faulds, tulisan Herschel dalam Nature pun tidak diperhatikan orang.

Sampai pada 1888, saat ilmuwan masyhur Inggris, Sir Francis Galton - yang sedang mencari-cari metode mengidentifikasi pelaku kejahatan - ingat karya Faulds dan Herschel. Galton yang kemudian menjadi pendukung fanatik sidik jari berpendapat, perlu sistem klasifikasi sederhana bila cetakan sidik jari akan digunakan dalam praktik sehari-hari dinas kepolisian.

Baru pada 1896 Edward Henry, ketika itu inspektur jenderal di Bengali, India, berhasil menemukan sistem yang disebut sistem klasifikasi Galton-Henry. Lima tahun kemudian metode klasifikasi itu digunakan oleh Scotland Yard. Selanjutnya dikenallah dactyloscopy, yaitu ilmu penggunaan sidik jari sebagai alat identifikasi yang sangat diperlukan pelaksana hukum modern. Termasuk di dalamnya adalah membersihkan jari dengan bensin, mengeringkannya, kemudian menggulingkannya ke permukaan gelas yang telah dilapisi tinta cetak. Selanjutnya, jari-jari itu dengan hati-hati ditempelkan ke kartu hingga menghasilkan cetakan abu-abu terang dengan jarak antara guratan terbaca jelas sehingga bisa dihitung dan dilacak.

Untuk mencari sidik jari tersembunyi yang ditinggalkan oleh penjahat, dikenal sebagai sidik jari laten. Ahli sidik harus menemukan lokasi sidik, mengawetkan, dan mengidentifikasi cetakan sidik jari tersebut. Dalam sidik jari laten, guratan-guratan itu tidak direproduksi dengan tinta, tetapi zat lain seperti keringat, lemak kotoran, atau bahan-bahan alami lain yang ada pada jari si penjahat. Kebanyakan sidik jari laten tidak berwarna karenanya perlu dibuat "kasat mata" dengan mengoleskan bubuk abu-abu atau hitam yang berisi kandungan kapur atau jelaga dicampur dengan zat lain. Selanjutnya sidik jari laten itu difoto atau diangkat dengan selotip untuk disimpan sebagai bukti.

Pola Dasar Sidik Jari
Pola sidik jari selalu ada dalam setiap tangan dan bersifat permanen. Dalam artian, dari bayi hingga dewasa pola itu tidak akan berubah sebagaimana garis tangan. Setiap jari pun memiliki pola sidik jari berbeda. Ada empat pola dasar Dermatoglyphic tentang sidik jari yang perlu diketahui, yakni Whorl atau Swirl, Arch, Loop, dan Triradius. Selain itu hanyalah variasi dari kombinasi keempat pola ini.
Setiap orang mungkin saja memiliki Whorl, Arch, atau Loop di setiap ujung jari (sidik jari) yang berbeda, mungkin sebuah Triradius pada gunung dari Luna dan di bawah setiap jari, dan kebanyakan orang ada juga yang mempunyai dua Whorl atau Loop di tangan lainnya. Pola-pola dapat juga ditemukan pada ruas kedua dan ketiga di setiap jari.

  1. Whorl Whorl bisa berbentuk sebuah Spiral, Bulls-eye, atau Double Loop. Whorl adalah titik-titik menonjol dan kontras, dan bisa dilihat dengan mudah. Cetakan Spiral dan Bulls-eye adalah persis sebangun dalam interpretasinya, namun yang kedua memberikan sedikit lebih banyak fokus.
  2. Arch Pola ini bisa terlihat sebagai sebuah Flat Arch, atau Tented Arch. Perhatikan setiap pola Arch menaik sangat tinggi.
  3. Loop Loop dapat menaik ke arah ujung jari, atau menjatuh ke arah pergelangan tangan. Common Loop bergerak ke arah ibu jari, sementara Radial Loop (Loop terbalik) bergerak mengarahkan ujung pemukulnya ke sisi lengan.
  • Loop Umum (Common Loop) Tipe paling umum dari sidik jari adalah Common Loop. Cetakan ini mengungkap kemampuan untuk menggunakan berbagai ide dari berbagai sumber ide, dan mencampurnya dengan gaya yang unik.
  • Loop Memusat (Radial Loop) Sebuah cetakan menukik yang memasuki dan berangkat dari sisi ibu jari tangan disebut Radial Loop (kadang-kadang disebut Reverse Loop, atau Inventor Loop). Jika Common Loop menunjukkan campuran gaya-gaya lain, Radial Loop mengungkapkan kemampuan untuk menciptakan sebuah gaya atau sistem yang sama sekali baru.
  • Double Loop Double Loop kebanyakan disalahpahami oleh hampir semua penandaan Dermatoglyphic. Pada umumnya, menginterpretasikan Double Loop sama seperti dengan Whorl.  
4. Triradius Triradius (juga disebut “Delta”) dapat digunakan untuk menunjuk dengan tepat pusat dari setiap gunung. Gunung-gunung itu kemudian bisa dilihat sebagai terpusat, kecenderungan, atau       berpindah.
Bila Galton-Henry membagi pola sidik jari menjadi 4 tipe dasar, maka FBI AS, mengelompokkan menjadi 8 pola: radial loop (melengkung ke jempol), ulnar loop (melengkung ke kelingking), double loop (dua lengkungan), central pocket loop, plain arch, tented arch (menjulang runcing seperti menara atau gunung), plain whorl (garis melingkar atau spiral), dan accedental. Sidik jari kelompok loop mendominasi ± 65% dari seluruh pola sidik jari, disusul whorl ± 35%, selanjutnya gabungan kelompok arch dan tented yang cuma 5%. Sejak 1920-an FBI resmi menggunakan sistem itu. Hasilnya, FBI telah menyimpan rapi lebih dari 140 juta set sidik jari dalam komputer, sehingga tugas pembandingan dan pengidentifikasiannya bisa dilakukan dengan cepat.

Meski sistem klasifikasi Galton-Henry paling banyak digunakan dinas kepolisian di seluruh dunia, dikembangkan pula teknik lain. Misalnya dengan spektrograf suara yang dapat memberi cetakan grafik berbagai variabel suara seperti frekuensi, intensitas, dan panjang suara. Sedangkan tes DNA bisa mengidentifikasi seseorang melalui berbagai jenis unsur fisik yang ditemukan, misalnya percikan darah, cairan air mani, atau sehelai rambut. Tes DNA itu banyak digunakan dalam pembuktian hubungan kekerabatan seseorang, sebagaimana dalam forensik.


dari berbagai sumber

0 Komentar:

Posting Komentar

[Reply to comment]