Minggu, 11 November 2012

Sekilas Sejarah Lensa Kontak

Sekilas Sejarah Lensa Kontak

Bagi sebagian orang, kacamata dipandang kurang praktis, maka banyak orang yang memilih lensa kontak untuk membantu penglihatannya.

Problem rabun mata telah menghantui manusia sejak jaman batu, artinya masalah ini sudah ada sejak jaman dahulu kala, walaupun demikian tidak ada penyelesaiannya hingga abad ke 18 ketika kacamata ditemukan.
Leonardo da Vinci adalah orang pertama yang punya ide dasar tentang lensa kontak lewat sketsanya yang dibuat sekitar tahun 1508.
Butuh waktu sekitar 300 tahun untuk mewujudkan ide tersebut sehingga lensa kontak bisa dipakai manusia hingga saat ini.
Berterimakasihlah pada 2 orang berikut, yaitu seorang dokter ahli mata & seorang mahasiswa kedokteran yang secara terpisah menemukan lensa kontak pada akhir tahun 1880an.
Dokter Adolf E Fick & Eugene Kalt yang membuat cikal bakal lensa kontak tersebut.
Percobaan & pembuatan lensa kontak tersebut saat itu didasari untuk membantu para pasien dokter Kalt, sementara Fick menciptakan lensa itu untuk dipakainya sendiri , karena ia menderita rabun dekat.
Pada awalnya lensa kontak memang terbuat dari gelas yang dipakai langsung ke mata. Ketika itu ukuran lensa kontak yang dibuat Fick berdiameter 18-21 mm.
Fick mencoba lensa kontak buatannya itu pada seekor kelinci, kemudian pada dirinya sendiri, hingga akhirnya kepada sejumlah relawan.
Fick mempublikasikan hasil temuan & penelitiannya pada bulan Maret 1888.
Dengan alasan kenyamanan & kesehatan, saat itu pengguna lensa kontak hanya boleh memakai lensa kontak dalam waktu yang singkat, karena lensa nya menyebabkan nyeri, bengkak & hipoksia kornea.
Meski penuh dengan kekurangannya, lebih dari 10 ribu pasang lensa kontak terjual di Amerika antara tahun 1935-1939.
Pada tahun 1949 penjualan lensa kontak mencapai 200 ribu pasang, hal ini berkat penemuan material sintetik Polymethylmethylpropenoate (PMMA), sehingga membuat lensa kontak lebih bersahabat dengan mata manusia karena lebih ringan.


Meski begitu material PMMA ternyata masih menyebabkan hipoksia kornea, sehingga bahan tersebut diganti lagi dengan Hydroxyethylmethacrylate (HEMA). 


Hipoksia adalah gangguan pada mata yang dikarenakan kornea mata tidak cukup oksigen. Ketika lensa kontak berada di atas kornea, otomatis akan membatasi jumlah oksigen yang masuk ke mata. Gangguan hipoksia pada mata akan menyebabkan mata lelah, ketidaknyamanan dan mata kabur. Biasanya dikenal dengan nama corneal exhaustion syndrome atau sindrom kornea lelah.
Lompatan besar pengembangan material lensa kontak terjadi ketika seorang ahli kimia dari Republik Ceko yang bernama Otto Wichterle Dam Drahoslav Lim, menciptakan gel hidrofilik (Hidrogel) pada tahun 1959.
Lensa hidrogel mulai memasuki pasar dibeberapa negara pada tahun 1960an. Akhirnya pada tahun 1971 Food & Drug Administration (FDA) menyetujui bahan tersebut untuk digunakan sebagai lensa kontak yang kemudian terkenal sampai sekarang dengan sebutan softlens.
Sampai saat ini ada sekitar 125 juta orang lebih di seluruh dunia yang menggunakan lensa kontak, dengan pengguna terbesar berasal dari Amerika & kedua adalah Jepang.




0 Komentar:

Posting Komentar

[Reply to comment]