Penyakit Yang Paling Umum Pada Bayi & Anak
- Bagian II -
1. Tuberkulosis (TB)
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri pada paru-paru yang diperkirakan memengaruhi sekitar sepertiga penduduk dunia. Kuman TB menyebar ketika penderita TB batuk atau bersin. Pada anak-anak, gejala TB adalah batuk kering, kesulitan bernapas, demam, nafsu makan menurun, keringat malam, dan kesulitan mendapatkan kenaikan berat badan. Namun, gejalanya seringkali tidak jelas atau samar sehingga untuk memastikan TB perlu diagnosis dengan tes kulit (mantoux) dan rontgen paru. Bila anak Anda terdiagnosis TB, tersedia pengobatan seperti INH atau rifampisin yang harus diberikan untuk jangka waktu tertentu (6 bulan atau lebih) tanpa putus.
2. Difteri
Difteri adalah infeksi berat pada tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Cdiphtheriae . Gejala penyakit ini antara lain demam, radang tenggorokan, kelumpuhan tangan dan kaki, dan sesak napas. Difteri yang parah dapat menyebabkan gagal jantung, kerusakan saraf dan mati lemas. Penyakit ini ditularkan melalui batuk, bersin dan kontak tangan.
3. Tetanus
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang ditemukan di dalam tanah dan kotoran hewan. Bakteri tetanus dapat memasuki tubuh melalui luka atau gigitan hewan. Bakteri itu sendiri tidak berbahaya bagi manusia, tetapi mengeluarkan racun kuat yang merangsang saraf pengendali otot dan menyebabkan kejang-kejang tidak terkendali. Tetanus dapat menyebabkan otot dan tendon pecah, sendi terkunci, sesak napas dan kematian. Imunisasi penangkal tetanus ini adalah: Kalo buat anak kecil, biasanya diimunisasi DPT (Diptheria, Pertussis, Tetanus), sedangkan kalo buat orang dewasa biasanya imunisasi TT (tetanus toxoid).. oia Gan, anak yg orang tuanya gak diimunisasi tetanus, atau jalan lahirnya terkontaminasi bakteri ini, bisa kena tetanus juga, yang disebut juga sebagai neonatal tetanus.
4. Pertusis (batuk rejan)
Infeksi bakteri yang
sangat menular ini menyebar melalui batuk dan bersin. Gejala pertusis
dimulai seperti pilek tetapi disertai kejang, pernapasan berbunyi,
muntah dan batuk rejan yang mengeluarkan lendir lengket. Gejala bisa
berlangsung hingga 3-4 bulan dan biasanya memburuk pada malam hari. Pada
bayi di bawah 6 bulan, pertusis dapat menyebabkan pneumonia,
penurunan berat badan, kerusakan otak dan bahkan kematian, jadi jangan remehkan masalah batuk.
5. Campak
Campak
pernah menjadi penyakit anak yang paling umum sebelum vaksinnya
ditemukan. wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD.
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi.
Campak dimulai seperti pilek yang disertai demam, lalu muncul ruam setelah dua hari. Pada kasus yang serius, campak dapat menyebabkan bronkitis, bronkiolitis, infeksi telinga dan gangguan sistem saraf.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari.
6. Gondongan
Gondongan adalah infeksi virus yang menyebabkan pembengkakan di sekitar pipi dan leher yang disertai demam, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Seperti halnya cacar air, gondongan hanya menyerang sekali seumur hidup. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius seperti meningitis, radang testis (orkitis) yang dapat menyebabkan kemandulan, radang ovarium, dan pada kasus yang sangat langka, peradangan pankreas, tiroid, jantung, hati, nyeri sendi dan gangguan ginjal.
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi.
Campak dimulai seperti pilek yang disertai demam, lalu muncul ruam setelah dua hari. Pada kasus yang serius, campak dapat menyebabkan bronkitis, bronkiolitis, infeksi telinga dan gangguan sistem saraf.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari.
6. Gondongan
Gondongan adalah infeksi virus yang menyebabkan pembengkakan di sekitar pipi dan leher yang disertai demam, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Seperti halnya cacar air, gondongan hanya menyerang sekali seumur hidup. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius seperti meningitis, radang testis (orkitis) yang dapat menyebabkan kemandulan, radang ovarium, dan pada kasus yang sangat langka, peradangan pankreas, tiroid, jantung, hati, nyeri sendi dan gangguan ginjal.
7. Rubella (campak jerman)
Rubella
adalah infeksi virus yang ditandai dengan demam, ruam merah yang tidak
gatal dan pembengkakan kelenjar. Penyakit yang ditularkan melalui batuk,
bersin dan air liur ini biasanya tidak berbahaya. Namun, bila infeksi
terjadi pada wanita hamil di trimester pertama, rubella dapat mengakibatkan keguguran atau kelainan janin di telinga (tuli), mata (buta), jantung atau otak. Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius.
8. Polio
Pada
tahun 2005, Indonesia dan 11 negara lain yang sebelumnya dinyatakan
bebas polio mengalami wabah polio karena virus impor liar dari salah
satu negara endemik yang masih tersisa yaitu Afganistan, India, Nigeria dan
Pakistan. Sejak saat itu, polio kembali menjadi ancaman yang nyata bagi
anak-anak. Virus polio menyerang otak dan sumsum tulang belakang
dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini menyebar melalui kontak
dengan lendir, feses atau air liur orang yang terinfeksi. Infeksi polio
mungkin tanpa gejala. Bila timbul gejala, anak Anda akan mengalami sakit
kepala, gangguan pencernaan, badan lemas dan kekakuan leher dan
punggung.
Vaksinasi
Penyakit TB bisa dicegah dengan vaksin BCG. Difteri, Tetanus dan Pertusis dapat ditangkal dengan vaksin DTP. Meskipun campak dapat dicegah dengan vaksin tersendiri, biasanya pencegahannya dilakukan dalam satu paket vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) yang juga sekaligus melindungi anak dari gondongan dan rubella. Untuk polio, ada dua jenis vaksin yang tersedia: vaksin oral (OPV) dan suntik (IPV). OPV berisi virus yang masih hidup sedangkan IPV berisi virus yang dilemahkan (mati).
Baca juga lanjutannya disini: Bagian III
sumber: DokterSehat.com
0 Komentar:
Posting Komentar
[Reply to comment]