Rabu, 27 Februari 2013

Perusahaan Terbaik Indonesia 2013

Perusahaan Terbaik Indonesia 2013

Banyak perusahaan asal Indonesia yang sudah mempunyai nama di dunia baik dari perusahaan plat merah (BUMN) maupun perusahaan-perusahaan swasta. (baca: 10 perusahaan terbesar Indonesia)
Produk negara kita sebenarnya banyak yang telah mendunia, kita aza Gan yang kadang-kadang terlalu mengagungkan produk impor atau produk luar negeri, padahal produk-produk asal Indonesia juga terkenal di manca negara, itulah gunanya kita harus cinta & mengenal negeri kita sendiri.
Baca: 
Produk-Produk Indonesia Yang Mendunia bagian 1
Produk-Produk Indonesia Yang Mendunia bagian 2
10 Teknologi Canggih Indonesia

Banyak sekali penilaian untuk menjadi perusahaan terbaik,salah satu indikator nya adalah dari kinerja jangka panjang dengan pertumbuhan pendapatan, laba dan tingkat imbal hasil bagi pemegang saham.
Fenomena semakin banyaknya perusahaan asal Indonesia yang bisa bersaing dan mendapatkan laba yang bagus ini menggambarkan / menunjukkan mulai bermunculan nya perusahaan kelas dunia di Indonesia.

Perusahaan yang terpilih telah melalui seleksi ketat dengan melihat kinerja jangka panjang. Bukan hanya kinerja perusahaan dalam satu tahun saja.
Perusahaan untuk bisa masuk daftar harus memiliki performa keseluruhan yang bagus bukan hanya satu atau dua indikator.
Berikut 10 perusahaan teratas penerima penghargaan dari Forbes Indonesia:

1. Lippo Cikarang 
pendapatan USD 99 juta dan laba USD 28 juta

Lippo Cikarang merupakan proyek kota mandiri yang dibangun oleh PT Lippo Karawaci Tbk di bagian timur Jakarta tepatnya di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Dengan mengandalkan tujuh kawasan industri di sekelilingnya dan berbagai macam fasilitas perkotaan seperti perkantoran, hotel, hiburan, rekreasi, perbelanjaan dan olahraga maka kawasan ini layak disebut sebagai kota mandiri. Di dalam kawasan ini terdapat hotel berbintang lima Hotel Sahid Jaya International, Siloam Gleneagles Hospital, dan perkantoran Menara Pasifik.
Lippo Cikarang merupakan salah satu kawasan yang termasuk dalam Zona Ekonomi Internasional.


2. BW Plantation 
pendapatan USD 98 juta dan laba USD 35 juta

Perseroan (PT BW Plantation Tbk.) pada awalnya didirikan dengan nama PT Bumi Perdana Prima International berdasarkan Akta Pendirian No. 13, tanggal 6 November 2000. Pada tanggal 3 Desember 2007, PT Bumi Perdana Prima International berganti nama menjadi  PT BW Plantation sesuai perubahan Anggaran Dasar serta maksud dan tujuan Perusahaan.  
Perseroan bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit dengan kegiatan usaha utama Perseroan adalah mengembangkan, menanam, dan memanen Tandan Buah Segar (TBS) dari tanaman kelapa sawit dan mengolah TBS menjadi Minyak Kelapa Sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit 
atau  Palm Kernel (PK). Pendapatan usaha Perseroan terutama berasal dari penjualan CPO dan PK.BW Plantation memiliki 7 perkebunan sawit yang tersebar di Klimantan Barat, Tengah & Timur, serta memilioki 2 pabrik pengolahan kelapa sawit & memiliki sekitar 6.700 karyawan.


3. Ace Hardware Indonesia 
pendapatan USD 267 juta dan laba USD 31 juta

Didirikan pada tahun 1995 sebagai anak perusahaan dari PT. Kawan Lama Sejahtera,  PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk. adalah master franchise / lisensi pemegang merek ACE Hardware di Indonesia, ditunjuk oleh ACE Hardware Corporation, USA.
Toko pertama ACE Hardware Indonesia dibuka di Supermal Karawaci, Tangerang, pada tahun yang sama, diikuti oleh serangkaian toko yang tumbuh & berkembang cepat. Perkembangan ini didukung sepenuhnya oleh sistem distribusi modern terpadu dan profesional staf terlatih yang keterampilan & pengetahuan selalu ditingkatkan melalui berbagai pelatihan, seminar, dan banyak lagi.
Saat ini, lebih dari 60 toko ACE Hardware tersebar di kota-kota besar di Indonesia, salah satunya toko ACE terbesar di dunia yang terletak di Alam Sutera, Serpong - Tangerang. ACE Alam Sutera adalah Flagship Store nya ACE Hardware Indonesia, dibangun di atas areal seluas 15.000 meter persegi, menyediakan lebih dari 75.000 jenis barang berkualitas. 


4. AKR Corporindo 
pendapatan USD 2.069 juta dan laba USD 252 juta
AKR adalah distributor terkemuka produk energi, termasuk produk olahan minyak bumi di Indonesia, perusahaan adalah distributor swasta pertama untuk produk olahan minyak bumi di Indonesia, sejak deregulasi distribusi BBM di Indonesia. AKR menyediakan produk minyak bumi non-subsidi, seperti diesel kecepatan tinggi, bahan bakar minyak dan minyak industri, di bidang pertambangan, industri, listrik, dan sektor bunker, yang memberikan penjualan dengan kontribusi pendapatan yang signifikan untuk perusahaan. Pada tahun 2009, AKR memperoleh hak untuk mendistribusikan minyak bersubsidi di Indonesia. Dan pada tahun 2010, sekali lagi AKR diberikan hak untuk mendistribusikan minyak bersubsidi.

5. Maskapai Reasuransi Indonesia 
pendapatan USD 58 juta dan laba USD 7 juta

PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (secara populer dikenal dengan sebutan MAREIN) adalah sebuah perusahaan reasuransi nasional tertua di Indonesia. Sejak didirikan 4 Juni 1953 hingga 2006, perusahaan telah aktif beroperasi selama 53 tahun.
Perusahaan mendapatkan persetujuan untuk mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) berdasarkan surat persetujuan BEJ No. S-III/BEJ.I.1/V/1994 tanggal 9 Mei 1994 dan di Bursa Efek Surabaya (BES) berdasarkan surat persetujuan BES No. 13/EMT/LIST/BES/IV/97 tanggal 7 April 1997.
Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi kegiatan perusahaan bergerak dalam bidang reasuransi.



6. Alam Sutera Realty 
pendapatan USD 152 juta dan laba USD 66 juta

PT. Alam Sutera Realty Tbk adalah anak perusahaan dari grup Argo Manunggal yang bergerak di bidang property developer, didirikan oleh Harjanto Tirtohadiguno pada 3 November 1993. Awalnya perusahaan ini bernama PT Adhihutama Manunggal, kemudian berganti nama menjadi PT Alam Sutera Reality Tbk pada 19 September 2007.
Pada tahun 1994 Perusahaan mulai mengembangkan proyek pertama di sebuah kawasan terpadu bernama Alam Sutera yang terletak di Serpong, Tangerang, provinsi Banten dan berlanjut hingga saat ini. Selain itu Alam Sutera juga melakukan pengembangan ke daerah Riau, Batam, dan Cianjur. Perusahaan ini menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 18 Desember 2007.
Saat ini perumahan alam sutera merupakan price leader untuk kawasan serpong dimana harga tanah di sana mencapai 8 jt/m2 pada tahun 2011. Hal ini karena dibukanya akses tol langsung ke kawasan ini pada tahun 2009. Konsep bisnis ke depannya adalah untuk membangun property yang mendatangkan nilai sewa seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, hotel, dan exhibition center.
Kawasan yang telah berhasil dikembangkan adalah perumahan, apartement, mall, dan superblock di kawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan, dengan posisi yang berdekatan dengan beberapa pengembang besar, antara lain BSD, Summarecon Serpong, Paramount Serpong, dan Lippo Village. Lokasi yang jadi pusat pengembangan saat ini adalah pada perumahan alam sutera tangerang dan perumahan suvarna padi di pasar kemis Tangerang.Perumahan ini juga dilengkapi dengan fasilitas umum dan sosial seperti rumah ibadah, taman bermain, rumah sakit,mal dan hotel. Akses ke perumahan ini dari Jakarta adalah melalui jalan tol Kebon Jeruk dengan keluar di pintu tol kunciran atau dari jalan tol Bintaro dan BSD.



7. Mayora Indah 
pendaptan USD 1.040 juta dan laba USD 52 juta
PT Mayora Indah Tbk  atau Mayora Group adalah salah satu kelompok bisnis produk konsumen di Indonesia, dengan memproduksi biskuit, berbagai kue kering, sereal, minuman & permen. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 17 Februari 1977.
PT. Mayora Indah merupakan anak perusahaan dari Inbisco Group yang telah berpengalaman dalam industry makanan sejak tahun 1948 dan kini telah memiliki karyawan yang berjumlah sekitar 5.300 orang
Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 Juli 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT Unita Branindo sebanyak 32,93%.


8. Sinar Mas Multiartha
 pendapatan USD 2.079 juta dan laba USD 184 juta

Pada tahun 2005 PT. Sinar Mas Multiartha, Tbk yang merupakan Kelompok Usaha Sinarmas yang berada di bawah kelompok usaha Financial Services mengambil alih PT. Bank Shinta Indonesia yang didirikan pada tahun 1989 yang memulai operasionalnya sejak Maret 1990. PT. Bank Shinta Indonesia mengalami perubahan nama menjadi Bank Sinarmas pada Desember 2006.
Sebagai upaya untuk memenuhi arahan Bank Indonesia yaitu agar bank-bank umum segera menjadi perusahaan Go Public sehingga sebagian sahamnya dapat dimiliki oleh masyarakat umum, maka pada tahun 2010 setelah mendapatkan pernyataan efektif dari otoritas yang berwenang, tepatnya pada tanggal 13 Desember Bank Sinarmas mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia sehingga meningkatkan struktur permodalan sebesar Rp. 160 miliar, dari sebelumnya Rp. 568 miliar menjadi Rp. 728 miliar.
Minat Masyarakat untuk memiliki Saham Bank Sinarmas cukup tinggi, hal ini dikarenakan oleh pertumbuhan usaha yang cukup menggembirakan dan cukup signifikan, hal ini dapat dilihat pada total aset pada akhir Desember 2010 sebesar 11,2 triliun, jaringan kantor bertambah menjadi 110 Kantor yang tersebar hampir di seluruh propinsi di Indonesia dan telah terhubung secara real time on-line dan teknologi informasi perbankan yang telah dicapai.
Sebagai bank swasta nasional, Bank Sinarmas secara konsisten mengembangkan pangsa pasarnya ditengah tantangan pasar yang sedang berkembang di Indonesia. Usaha dan inisitatif diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para nasabah dan masyarakat, maka kegiatan usaha yang awalnya pada pasar pembiayaan usaha kecil, menengah dan mikro berkembang pada pembiayaan konsumer dan komersial.
Tuntutan fasilitas teknologi informasi yang serba canggih di masa kini dan masa depan menjadi tantangan perbankan untuk menyediakan layanan terbaik kepada masyarakat. Oleh karena itu tahun 2007 Bank Sinarmas memfasilitasi teknologi perbankan terintegrasi yang tidak terbatas ruang dan waktu yakni Phone Banking, Internet Banking, dan Automatic Teller Machine (ATM). Keperluan di bidang IT ini dari waktu ke waktu terus dikembangkan seiring dengan keperluan bisnis.
Bank Sinarmas melangkah maju mengembangkan diri secara berkesinambungan dengan semangat dan komitmen yang tinggi dari pemegang saham, pengurus dan karyawan Bank untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan standar yang paling tinggi kepada para nasabah dan disertai dengan struktur keuangan yang kuat maka akan menjadikan Bank Sinarmas sebagai Bank Terkemuka di Indonesia.


9. Surya Semesta Internusa 
pendapan USD 317 juta dan laba USD 28 juta

PT Surya Semesta Internusa Tbk (Perseroan) didirikan pada tanggal 15 Juni 1971 dengan nama PT Multi Investments Limited. Pada awalnya, kegiatan utama Perseroan adalah sebagai pengembang real estat. Proyek–proyek awal antara lain adalah "Kuningan Raya", sebuah kawasan pemukiman dan bisnis yang terletak di "daerah segitiga emas" Jakarta Selatan, dan Glodok Plaza, salah satu pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia yang terletak di kawasan komersial di Jakarta Barat.
Pada tahun 1995 Perseroan mengubah namanya menjadi PT Surya Semesta Internusa, nama yang saat ini memiliki tujuan untuk mencerminkan strategi Perseroan yang lebih luas, dan pada 27 Maret 1997 Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Sebagai pengembang real estat dalam 41 tahun terakhir, Perseroan telah ditransformasikan menjadi sebuah perusahaan publik dengan kegiatan-kegiatannya dikelompokkan menjadi tiga katagori utama, yaitu properti, jasa konstruksi dan perhotelan.


10. Elang Mahkota Teknologi 
pendapatan USD 455 juta dan laba USD 67 juta.

PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk. merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 1983. Direktur utamanya saat ini adalah Susanto Suwarto.

Pada tahun 1983, Emtek didirikan oleh Eddy Kusnadi Sariaatmadja sebagai perusahaan layanan komputer pribadi dan pernah menjadi distributor produk Compaq di Indonesia.
Bisnis Emtek berkembang pesat. Emtek pernah menguasai Surya Citra Media (induk SCTV) melalui PT. Abhimata Mediatama. Namun, pada 2008, SCM dikuasai langsung oleh Emtek.
Pada 2 Agustus 2004, Emtek bersama MRA Media Group mendirikan stasiun televisi lokal Jabodetabek, O Channel. Pertengahan 2005, O Channel resmi diluncurkan. Namun, pada 2007, O Channel sepenuhnya langsung dikuasai oleh Emtek.
Pada 13 Mei 2011, Emtek resmi membeli saham Indosiar Karya Media (induk Indosiar) 27,24% dari PT. Prima Visualindo. Pada akhir penawaran tender wajib, Emtek resmi menguasai Indosiar dengan saham 84,77%.
Pada November 2011, Emtek berhasil meluncurkan TV berlangganan bermerek Nexmedia. Nexmedia sendiri adalah TV berlangganan yang bisa dipasang dengan antena TV biasa.






dari berbagai sumber

0 Komentar:

Posting Komentar

[Reply to comment]