Bangkitnya Industri Manufaktur Indonesia
Saat ini Indofood, Wings, Mayora, Garuda Foods, ABC, Dua Kelinci, Teh Sosro, Ultra Jaya adalah nama para pemain lokal yang semakin menggurita.
bangkitnya industri manufaktur Indonesia ditunjukkan dengan mulai menguasai pangsa pasar dunia. Oleh karena itu, kekuatan ekonomi ini menjadi modal bagi Indonesia untuk menuju ASEAN Economic Community pada tahun 2015.
Berikut ulasan singkat tentang beberapa perusahaan asal Indonesia yang sudah mendunia;
1. Indofood
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (sebelumnya bernama PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.
2. Wings
Wings merupakan perusahaan penghasil produk-produk rumah tangga dan pemeliharaan kesehatan diri yang bermarkas di Surabaya, Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada 1949. Perusahaan ini juga dibeli oleh Bank Ekonomi Raharja.
Pada tahun 2006 perusahaan ini juga tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Perusahaan telah melebarkan sayapnya dengan membuka beberapa divisi yaitu; Wings Household, Wings Care & Wings food.
3. Mayora
PT Mayora Indah Tbk atau Mayora Group adalah salah satu kelompok bisnis produk konsumen di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 17 Februari 1977. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 Juli 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT Unita Branindo sebanyak 32,93%.
Perusahaan yang dinahkodai oleh direktur utama Gunawan Atmadja ini memiliki banyak pabrik di berbagai wilayah Indonesia.
4. GarudaFood
GarudaFood Group adalah perusahaan makanan dan minuman di bawah kelompok usaha Tudung Group. Selain GarudaFood, Tudung Group juga menaungi perusahaan agribisnis yang bergerak di CPO (Crude Palm Oil) dan kacang.
GarudaFood Group berawal dari PT Tudung, didirikan di Pati, Jawa Tengah, 1979. Pendiri perusahaan adalah mendiang Darmo Putro, mantan pejuang yang memilih menekuni dunia usaha setelah bangsa Indonesia merdeka.
Pada 1998 GarudaFood mengakuisisi PT Triteguh Manunggal Sejati (TRMS), yaitu perusahaan yang bergerak sebagai produsen jelly.
5. Dua Kelinci
Dua Kelinci merupakan sebuah perusahaan makanan asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1972 di Surabaya. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam kacang.
Saat ini Dua Kelinci menjadi sponsor utama untuk tim sepak bola Real Madrid.
6. Sosro
PT. Sinar Sosro adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang minuman ringan, terutama yang berbahan dasar teh. PT Sinar Sosro merupakan perusahaan minuman teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia. Perusahaan ini memproduksi minuman teh dalam botol yang bernama Teh Botol, Joy Green Tea, Fruit Tea, de el el.
7. Ultrajaya
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara.
Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, perusahaan ini juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. sehingga PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk. bisa kembali ke bisnis utamanya, yaitu produksi susu. Perusahaan yang didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yang sudah bermukim di Bandung, sekarang dikomandani oleh generasi kedua, yaitu Sabana Prawirawidjaja, dan siap-siap diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera Prawirawidjaja.
PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk. menggunakan sistem komputerisasi yang sudah terintegrasi, yaitu SAP, sejak tahun 2002. Bahkan perusahaan ini merupakan salah satu rujukan implementor SAP yang dinilai cukup sukses di dalam mengadopsi hampir semua modul SAP.
Kita kembali ke pembahasan mengenai industri manufaktur Indonesia Gan,
Sebenarnya kebangkitan industri Indonesia telah terjadi dan jauh melampaui laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Industri makanan dan minuman pertumbuhannya telah mencapai double digit. Bidang industri otomotif mesin dan elektronika juga mengalami pertumbuhan pesat di atas 20%.
berdasarkan laporan BPS, industri kayu, pulp, paper dan barang cetakan yang tidak mungkin mengalami pertumbuhan negatif. Sebab pertumbuhannya didorong oleh indutsri makanan dan minuman, tekstil, eletronika dan farmasi untuk kebutuhan packaging.
Namun kenyataannya industri kayu di luar Jawa yang menggunakan HPH justru mengalami penurunan. Sebaliknya industri kayu di Pulau Jawa bangkit dengan pesat.
Salah satunya industri budidaya kayu sengon untuk dijadikan plywood, hardboard yang sangat maju pesat.
Sebagai contoh, perusahaan Sinar Mas untuk minyak sawit, pulp and paper, properti dan industri keuangan telah ekspansi ke China dengan mendirikan 21 pabrik pulp and paper. Lokasinya di Hainan dan Guangxi.
Sebagian besar pulp impor dari Indonesia. Lewat Asia Pulp and Paper (APP). Mereka menjadi pemain nomor satu di China. Mereka juga punya 4 pabrik di Kanada, dan masing-masing satu pabrik di Amerika, Perancis dan Jerman.
Untuk industri tekstil, PT. Sritex Solo yang telah membangun pabrik garmen dan unit spinning mill (pemintalan). Sritex kini memiliki 123 unit spinning mill. Padahal untuk membangun satu unit membutuhkan dana sedikitnya Rp 400 miliar.
PT. Sritex menjadi perusahaan yang menyuplai benang ke negara China, Perusahaan ini juga membuat pesanan baju pakaian militer Nato dan tentara Belanda.
Untuk industri dibidang militer, Indonesia juga telah bangkit dengan semakin banyak nya pesanan pesanan senjata ke PT. Pindad, baik itu kendaraan tempur seperti panser Anoa yang mulai banyak dipesan oleh berbagai negara di Asia & Afrika, sampai senapan senapan yang banyak dibeli oleh negara negara di Eropa & Amerika.
Hal ini dikarenakan PT. Pindad sudah memiliki kemampuan membuat perlengkapan militer tersebut dengan standar NATO.
Untuk industri menengah & rumahan, produk produk Indonesia juga sudah banyak dikenal di dunia, baik dari produk makanan, pakaian, aksesoris de el el
Baca: Produk-produk lokal yang mendunia
Salah satu contoh kisah sukses salah satu nasabah Bank BCA yang bernama Hadi Rahardja. Dia berhasil membangun pabrik kertas karton terbesar di Indonesia padahal awalnya tahun 1992 ia hanya jadi pengumpul karton bekas yang diperoleh dari pemulung.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi 650 ton per hari, ia membeli perusahaan kertas karton yang sudah bangkrut selama 30 tahun di Italia. Nilai penjualannya saat ini meningkat dari Rp 500 miliar menjadi Rp 1 triliun per tahun.
Sudah saatnya pengusaha dan pelaku bisnis serta pengamat ekonomi menebar sikap optimisme pada masa depan ekonomi Indonesia. Never under estimate kekuatan bisnis & teknologi Indonesia.
Dari berbagai sumber
0 Komentar:
Posting Komentar
[Reply to comment]