Minggu, 01 September 2013

Migrain Bisa Sebabkan Kerusakan Otak Secara Permanen

Migrain Bisa Sebabkan Kerusakan Otak Secara Permanen

Migrain adalah gangguan neurologis kronis yang ditandai dengan berulangnya sakit kepala cukup parah yang seringkali berkaitan dengan sejumlah gejala sistem saraf otonom.
Kata Migrain berasal dari bahasa Yunani (hemikrania), "nyeri pada satu sisi kepala",  (hemi-), yang berarti "setengah", dan  (kranion), yang berarti "tengkorak".
Migrain biasanya merupakan sakit kepala yang bersifat unilateral (mempengaruhi satu setengah kepala) dan berdenyut yang bisa berlangsung selama 2 sampai 72 jam.
Gejala yang terkait dengan migrain mencakup mual, muntah, fotofobia (meningkat kepekaan terhadap cahaya), phonophobia (peningkatan sensitifitas suara) dan nyeri yang umumnya diperburuk oleh aktivitas fisik. Sepertiga dari orang-orang dengan sakit kepala migrain merasakan aura seperti: visual, sensorik, bahasa, motorik atau gangguan sementara yang menandakan bahwa sakit kepala akan segera terjadi.  Kadang aura tersebut dapat terjadi juga dengan sedikit atau tanpa sakit kepala mengikutinya.
Migrain diyakini terjadi karena campuran faktor lingkungan dan genetik. Sekitar dua-pertiga kasus terjadi karena faktor dalam keluarga.
Fluktuasi kadar hormon juga mungkin memainkan peran, seperti migrain mempengaruhi sebagian besar anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan yang belum mengalami pubertas , tapi sekitar dua sampai tiga kali lebih banyak perempuan daripada laki-laki ketika menjelang pubertas.
Kecenderungan untuk migrain biasanya menurun selama kehamilan. mekanisme yang tepat dari migrain sendiri tidak/belum diketahui. Tetapi banyak ahli yang  meyakini bahwa migrain terjadi karena gangguan neurovaskular. Teori primer berkaitan dengan peningkatan rangsangan dari korteks serebral dan kontrol abnormal neuron nyeri pada inti trigeminal batang otak.
Para ahli merekomendasikan pengobatan awal migran yaitu dengan analgesik sederhana seperti ibuprofen dan parasetamol (juga dikenal sebagai asetaminofen untuk sakit kepala), sebuah antiemetik untuk mual, dan menghindari pemicu. Obat-obatan tertentu seperti triptans atau ergotamines dapat digunakan oleh mereka yang analgesik sederhana.



Hati-Hati bila sering mengalami migrain
Banyak orang yang mengalami sakit kepala sebelah alias migrain. Kebanyakan hanya menggunakan obat migrain untuk mengatasinya. Meski begitu ada hal lain yang perlu diwaspadai dari penyakit ini.
Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa migrain bisa menyebabkan kerusakan otak permanen pada manusia. Peneliti menemukan bahwa migrain bisa meningkatkan kelainan pada otak dan mengurangi materi putih serta volume otak. Kaitan dan risiko ini bahkan lebih besar pada pasien migrain yang mengalami aura.
"Sebelumnya migrain dianggap gangguan jinak yang tak memiliki jangka panjang pada otak. Namun analisis kami menunjukkan bahwa gangguan tersebut bisa bersifat permanen dan mengubah struktur otak dalam banyak cara," ungkap Dr Messoud Ashina dari University of Copenhagen.

Hasil ini ditemukan oleh Dr. Ashina setelah mengamati 19 penelitian pada pasien migrain yang mengalami kelainan pada otak atau perubahan volume otak melalui scan otak MRI. 
Dr. Ashina kemudian membandingkannya dengan orang yang tak pernah mengalami migrain. Migrain yang disertai dengan aura memiliki risiko 68 persen lebih tinggi sementara migrain tanpa aura memiliki risiko 34 persen lebih tinggi.

Dr. Ashina berharap bahwa penelitian ini akan memberikan beberapa informasi mengenai dampak kerusakan permanen otak akibat migrain. Selanjutnya peneliti akan melakukan penelitian lebih banyak untuk mengklarifikasi kaitan antara perubahan struktur otak dengan migrain. Mereka juga berharap menemukan apakah perubahan struktur otak akibat migrain juga menyebabkan perubahan fungsi otak.


dari berbagai sumber

0 Komentar:

Posting Komentar

[Reply to comment]