Minggu, 19 Mei 2013

Bandara Bandara Terbesar Di Indonesia

Bandara Bandara Terbesar Di Indonesia

Sahabat Informasi - Di artikel sebelumnya kita sudah membahas mengenai Bandara Bandara Terbesar Di Dunia . Sekarang kita bahas mengenai bandara bandara di negara kita.
Sebelum kita masuk ke menu utama tentang bahasan bandara terbesar di Indonesia, seperti biasa kita bahas dulu seputar pengertian bandara itu sendiri.

Bandar udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

Fasilitas bandar udara
Fasilitas bandar udara yang harus dipenuhi diantaranya;

1. Sisi Udara (Air Side)
Runway
Runway atau landas pacu mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
Baca: Jalur penerbangan tersibuk di dunia

Apron
Apron atau tempat parkir pesawat yang dekat dengan terminal building, sedangkan taxiway menghubungkan apron dan runway. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat.

Air Traffic Controller ( ATC )
Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.

Air Rescue Service
Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka disediakan unit penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadam kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulans, dan peralatan penolong lainnya.
Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.

Taxiway
Taxiway (dalam istilah bahaha Indonesia sering diartikan sebagai landasan gelinding, jalan rayap, atau landasan ancang)  adalah jalan penghubung antara landasan pacu dengan pelataran pesawat (apron), kandang pesawat (hangar), terminal, atau dengan fasilitas lainnya di sebuah bandar udara. 
Sebagian besar jalan rayap mempunyai permukaan keras yang merupakan lapisan aspal atau beton, walaupun bandar udara yang lebih kecil terkadang menggunakan batu kerikil atau rumput. Bandara-bandara yang sibuk umumnya membangun landas gelinding berkecepatan tinggi sehingga pesawat terbang dapat lebih cepat meninggalkan landasan pacu. Hal ini dilakukan agar landasan pacu dapat dikosongkan dalam jangka waktu yang lebih pendek untuk memberikan ruang bagi pesawat lainnya untuk mendarat.

2. Sisi Darat (Land Side)
Concourse ( Terminal Bandara )
Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom - Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. 
Di bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa dipindah-pindah.

Crub
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminal.
Dibeberapa bandara bukan hanya taksi, bus & kendaraan pribadi saja yang membawa calon penumpang pesawat, tetapi kereta api juga digunakan untuk menunjang transportasi ke bandara.

Sarana parkir
Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi.

Sekarang kita masuk ke menu utama seputar bandara bandara terbesar di Indonesia.
Selain luas bandara secara keseluruhan & terminal bandara yang luas, salah satu ukuran untuk menetapkan sebuah bandara dikatakan sebagai bandara besar adalah panjangnya landasan pacu (runway), 

Sebagai informasi, salah satu syarat pelayanan pesawat raksasa ialah panjang landasan pacu yang mencukupi sebagai media tinggal landas dan pendaratan sebuah pesawat. Pesawat raksasa seperti Boeing 747 atau Airbus A380 membutuhkan landasan pacu panjang ini.
Data dari perusahaan Boeing mengatakan panjang runway minimal yang bisa dilalui pesawat besar tersebut adalah sekitar 3090 meter. Sebetulnya ukuran B-747 dan A-380 tidak berbeda jauh, jadi landasan yang bisa dipakai oleh B-747 bisa juga dipakai oleh A-380.
baca ulasan seputar pesawat pesawat penumpang terbesar

Di Indonesia sendiri sudah terdapat bandara dengan panjang landasan pacu yang mampu menampung pesawat raksasa ini. Hanya dibutuhkan penambahan fasilitas maka bandara di Indonesia sudah bisa bersaing dengan bandara lain di dunia, saat ini bandara terbesar di Indonesia dengan ukuran panjang landasan (runway) dipegang oleh bandara Hang Nadim Batam dengan panjang landasan 4.025 meter.
Berikut bandara bandara terbesar selengkapnya menurut panjang landasan pacu (runway) yang bisa didarati oleh pesawat besar berbadan lebar

Bandara Hang Nadim, Batam
Bandara internasional Indonesia yang terletak di Batam ini mempunyai panjang landasan 4.025 meter. Panjang landasan ini bahkan mengalahkan bandara internasional negara lainnya seperti Changi di Singapura atau Narita di Jepang yang memiliki panjang landasan sepanjang 4.015 m.
Luas area parkir (apron) saat ini 110.541 meter persegi, dan rencananya akan ditambah menjadi 170.000 meter persegi. Kapasitas apron saat ini dapat menampung 7 buah Boeing B-747, 3 buah DC dan 3 buah Fokker 27.
Bandara ini terbukti cukup efektif dan awalnya dikembangkan sebagai alternatif untuk pendaratan darurat apabila terjadi penutupan bandara Changi, karena suatu bencana darurat atau peristiwa teror.

Bandara Soekarno Hatta, Tangerang
Bandara internasional Soekarno Hatta sebagai pintu masuk ibukota negara Indonesia ini mempunyai panjang landasan pacu yakni 3.660 meter. Bandara ini mulai beroperasi pada 1985 menggantikan Bandara Kemayoran dan Halim Perdanakusuma.
Bandara yang dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu memiliki luas 18 km persegi. Bandara Soekarno Hatta memiliki dua landasan paralel yang dipisahkan oleh dua taxiway sepanjang 2.400 meter.
Bandara yang terletak di Kabupaten Tangerang, Banten ini sampai saat ini masih merupakan bandara terbesar di Indonesia. Dari sisi panjang landasan sebetulnya Bandara Soekarno Hatta telah mampu menampung pesawat raksasa namun faktor taxy way yang belum memfasilitasi.
Sebuah pesawat A380 sempat bisa melakukan pendaratan darurat di bandara ini.

Bandara Frans Kaisiepo, Papua
Bandar udara yang terletak di Kecamatan Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor ini memiliki panjang landasan yakni 3.571 meter. Landasan pacu ini merupakan peninggalan penjajah Belanda.
Bandara yang dibangun pada masa perang dunia ke dua ini, pernah menjadi pusat penerbangan pada masa penjajahan dan pembebasan Irian Barat.
Bandara dengan kode BIK ini berada di 46 kaki di atas permukaan laut. Angkasa Pura I saat ini menjadi pihak pengelola bandara tersebut.

Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar
Bandara internasional di provinsi Sulawesi Selatan ini memiliki panjang landasan pacu yakni 3.100 meter. Bandara ini mengalami proses perluasan dan pengembangan yang dimulai tahun 2004.
Saat ini, Bandara Sultan Hasanuddin melayani 225 rute penerbangan. Ada 18 maskapai yang melayani penerbangan domestik, dan 2 maskapai yang melayani rute internasional.
Bandara yang sempat dinobatkan menjadi salah satu bandara dari tiga bandara terbaik di Indonesia ini, dari data Dewan Bandara Internasional menempati urutan keempat sebagai bandara tersibuk. Pada 2011 tercatat Bandara Sultan Hasanuddin telah melayani penumpang sebanyak 7,4 juta orang.
Tingginya frekuensi penumpang di bandara ini membuat otoritas bandara memperluas bandara dari 51.000 m2 menjadi sekitar 7 hektar.

Bandara Ngurah Rai, Bali
Bandara internasional yang terletak di sebelah selatan Bali ini memiliki panjang landasan pacu yakni 3.000 meter. Setelah pengembangan maka landasan pacu akan semakin bertambah panjang.
Sebagai tujuan wisata yang telah mendunia, tentu Bali sangat padat dan ramai oleh wisatawan hampir setiap harinya, sehingga bandara Ngurah Rai menjadi salah satu bandara tersibuk.
Bandara ini setidaknya telah melayani sekitar 27 maskapai penerbangan yang terdiri dari 10 maskapai penerbangan dengan jalur domestik dan 17 lainnya maskapai penerbangan dengan jalur internasional.
Berdasarkan data Dewan Bandara Internasional, Bandara Ngurah Rai pada 2011 tercatat telah melayani 12,7 juta penumpang. Angka ini meningkat terus di mana pada 2009 jumlah penumpang sekitar 9,6 juta orang dan 2010 sebanyak 11,1 juta orang.

Bandara Kuala Namu, Deli Serdang
Inilah calon bandara tercanggih sekaligus terbesar di Indonesia. Bandar Udara Internasional Kuala Namu dengan panjang landasan 4.450 meter adalah sebuah bandar udara baru untuk kota Medan, Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, terletak di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Kuala Namu akan menggantikan Bandara Polonia yang sudah berusia lebih dari 70 tahun. Kuala Namu dibangun sebagai bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera. 


dari berbagai sumber

0 Komentar:

Posting Komentar

[Reply to comment]