1. Robert Budi Hartono & Michael Hartono
Bersama kakaknya Michael Hartono, Robert di usianya yang ke 22 tahun menerima warisan salah satu perusahaan rokok ternama saat ini, Djarum. Perusahaan Djarum sebelumnya merupakan usaha kecil yang bernama Djarum Gramophon yang kemudian dibeli oleh ayah Robert pada tahun 1951 dan mengubah namanya menjadi Djarum. Robert dan kakaknya menerima warisan ini setelah ayahnya meninggal. Pada saat itu pabrik perusahaan Djarum baru saja terbakar dan mengalami kondisi yang tidak stabil. Namun kemudian di tangan dua bersaudara Hartono bisa bertumbuh menjadi perusahaan raksasa.
Saat ini, Di Amerika Serikat pun perusahaan rokok ini memilki pangsa pasar yang besar. Dan di negeri asalnya sendiri, Indonesia, produksi Djarum mencapai 48 milyar batang pertahun atau 20% dari total produksi nasional. Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan rokok ini menjelma dari perusahaan rokok menjadi Group Bisnis yang berinvestasi di berbagai sektor.
R. Budi Hartono dengan Group Djarum yang dipimpinnya pun melebarkan sayap ke banyak sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia. Diversifikasi bisnis dan investasi yang dilakukan Group Djarum ini memperkokoh Imperium Bisnisnya yang berawal di tahun 1951.

Sektor Perbankan

Pada tahun 2007, R. Budi Hartono bersama kakaknya, Michael Hartono di bawah bendera Group Djarum melebarkan investasi ke bidang perbankan. Dan menjadi pemegang saham utama, mengendalikan 51% saham, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia saat ini. Berdasarkan data Bank Indonesia pada Desember 2011 nilai aset BCA sebesar Rp 380,927 Triliun (tiga ratus delapan puluh koma sembilan ratus dua puluh tujuh rupiah).

Sektor Properti

Di sektor ini, banyak proyek yang dijalankan di bawah kendali CEO Djarum ini, R. Budi Hartono, dan yang paling besar adalah mega proyek Grand Indonesia yang ditantangani pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2008. Proyek ini mencakup hotel (renovasi dari Hotel Indonesia), pusat belanja, gedung perkantoran 57 lantai dan apartemen. Total nilai investasinya 1,3 Triliun rupiah.

Sektor Agribisnis

Di sektor Agribisnis, Robert bersama Michael memiliki perkebunan sawit seluas 65.000 hektar yang terletak di provinsi Kalimantan Barat dari tahun 2008. Mereka bergerak di bawah payung Hartono Plantations Indonesia, salah satu bagian dari Group Djarum.

Sektor Elektronik dan Multimedia

Salah satu bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun. Perusahaan Polytron ini kini juga memproduksi ponsel yang sebelumnya hanya meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan dispenser.

Sektor Lainnya

Salah satu sektor bisnis yang baru mulai berkembang di Indonesia adalah bisnis online. Group Djarum pun tertarik untuk “menikmatinya” lewat perusahaannya Global Digital Prima Venture yang memiliki situs kaskus.

Bukti Eksistensi Group Djarum

Gedung pencakar langit di kompleks mega proyek Grand Indonesia diberi nama Menara BCA. Karena bank BCA menjadi penyewa utamanya dari tahun 2007 hingga 2035. Dengan demikian tergabunglah lingkungan operasional dua raksasa bisnis Indonesia di tengah-tengah pusat ibukota yang menjadi bukti keberkuasanya Djarum di kancah bisnis Indonesia.


2. Susilo Wonowidjojo

Gudang Garam adalah sebuah perusahaan rokok yang sangat terkenal di Indonesia. Beberapa kalangan masyarakat sudah menjadi penggemar setia dari rokok ini sejak puluhan tahun yang lalu. Didirikan pada tahun 1958 tentunya tidak luput dari usaha dan kerja keras selama bertahun-tahun sebelum menjadi seperti sekarang. Perusahaan ini termasuk produsen rokok yang menempati peringkat ke lima menjadi yang tertua dan juga yang terbesar. Bertempat di Kediri, Jawa Timur perusahaan ini mempunyai komplek tembakau dengan luas 514 are. Pada awalnya, perusahaan ini didirikan saat Tjoa Ing Hwie mendapatkan tawaran kerja di salah satu pabrik rokok yang terkenal pada jaman itu sebelum pada tahun 1956 beliau memutuskan untuk meninggalkan perusahaan tersebut dan membangun perusahaan rokok lain dengan nama Rokok Tjap Gudang Garam. Dengan ini tentunya membuat Susilo Wonowidjojo otomatis meneruskan perusahaan yang sudah dirintis dari puluhan tahun yang lalu oleh ayahnya tersebut, dan menjadikan perusahaan ini tetap berdiri di tempatnya.

3. Eka Tjipta Wijaya
Dalam hal bisnis, Eka Tjipta Widjaja merupakan seorang yang unggul dalam mengembangkan bisnis yang telah dia rintis. Ini terbukti dengan hasil karyanya dalam membangun bisnis di Indonesia ini. Ia sudah menekuni dunia bisnis sejak dia masih berumur sangat muda yaitu umur 15 tahun. Ia mengawali karir bisnisnya itu hanya dengan bermodalkan sebuah ijasah SD yang dimilikinya. Dia berjualan gula dan biskuit dengan cara membelinya secara grosir kemudian dia jajakan secara eceran dan hal tersebut bisa mendapatkan untung yang lumayan.
Namun bisnisnya itu tak bertahan lama karena adanya pajak yang besar pada saat itu karena Jepang menjajah Indonesia. Pada tahun 1980, ia memutuskan untuk melanjutkan usahanya yaitu menjadi seorang entrepreneur seperti masa mudanya dulu. Ia membeli sebidang perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 10 ribu hektar yang berlokasi di Riau. Tak tanggung-tanggung, beliau juga membeli mesin dan pabrik yang bisa memuat hingga 60 ribu ton kelapa sawit.
Bisnis yang dia bangun berkembang sangat pesat dan dia memutuskan untuk menambah bisnisnya. Pada tahun 1981 beliau membeli perkebunan sekaligus pabrik teh dengan luas mencapai 1000 hektar dan pabriknya mempunyai kapasitas 20 ribu ton teh. Selain berbisnis di bidang kelapa sawit dan teh, Eka Tjipta Widjaja juga mulai merintis bisnis bank. Ia membeli Bank Internasional Indonesia dengan asset mencapai 13 milyar rupiah. Namun setelah beliau kelola, bank tersebut menjadi besar dan memiliki 40 cabang dan cabang pembantu yang dulunya hanya 2 cabang dan asetnya kini mencapai 9,2 trilliun rupiah. Bisnis yang semakin banyak membuat Eka Tjipta Widjaja menjadi semakin sibuk dan kaya. Ia juga mulai merambah ke bisnis kertas. Hal ini dibuktikan dengan dibelinya PT Indah Kiat yang bisa memproduksi hingga 700 ribu pulp per tahun dan bisa memproduksi kertas hingga 650 ribu per tahun. Pemilik Sinarmas Group ini juga membangun ITC Mangga Dua dan Green View apartemen yang berada di Roxy, dan tak ketinggalan pula ia bangun Ambassador di Kuningan.

4. Anthoni Salim
Anthony Salim lahir dari keluarga yang tergolong mapan. Ayahnya, Sudono Salim adalah pemimpin dari Salim Group yang pada akhirnya diteruskan oleh Anthony Salim sendiri.
Salim Group pada masa ayah dari Anthony Salim yaitu Sudono Salim sebenarnya pernah mengalami masa keemasan yaitu sebelum terjadi krisis moneter pada tahun 1998. Bahkan majalah Forbes pernah menobatkan pendiri Salim Group tersebut sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Namun saat terjadi krisis moneter, Salim Group banyak mempunyai hutang hingga mencapai 55 Trilyun rupiah. Anthony Salim yang memegang kekuasaan pada Salim Group akhirnya harus melunasi hutangnya dengan cara menjual beberapa perusahaan yang dimilikinya yaitu PT Indocement Tunggal Perkasa, PT BCA, dan PT Indomobil Sukses Internasional.
Meskipun demikian, Anthony Salim masih mempunyai beberapa perusahaan besar yang tidak dia jual. Perusahaan tersebut antara lain adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Bogasari Flour Mills. Kedua perusahaan ini merupakan perusahaan penghasil mie instant dan tepung terigu terbesar di dunia.

5. Chairul Tanjung 
Pada tahun 1981, Chairul masuk di Universitas Indonesia dengan jurusan Kedokteran Gigi. Karena tingginya biaya kuliah, disini Chairul mencoba untuk berjualan berbagai macam barang demi membiayai kuliahnya. Ia mulai berjualan kaos, buku kuliah, dan berbagai alat kedokteran. Setelah ia lulus, ia mencoba untuk membuka sebuah toko yaitu toko peralatan medis dan juga peralatan laboratorium namun mengalami kebangkrutan. Setalah itu, Chairul juga mencoba untuk membuka suatu bidang usaha di bidang kontraktor dan telah mengerjakan berbagai proyek industry terutama barang yang berbahan dasar dari rotan. Saat itulah Chairul mencoba untuk membangun suatu perusahaan yaitu perusahaan Pariarti Shindutama bersama beberapa orang temannya. Pada awalnya, perusahaan ini juga telah menangani beberapa jenis ekspor. Ekspor mereka pada saat itu ialah ekspor sepatu. Saat itu bisnis Chairul mengalami kenaikan namun Chairul memiliki jalan pikiran yang berbeda dari rekan binsinya, oleh karena itu Chairul mencoba untuk menjalankan bisnisnya sendiri.
Saat ini, salah satu factor penting yang mendukung bisnis dari Chairul ialah memperhatikan beberapa inti dari berbisnis yaitu multi media, property dan keuangan. Di beberapa bidang ini, anda dapat dengan mudah mengetahui tingkatan dari suatu perusahaan. Selain itu, perusahaan ini juga merambah ke bisnis asuransi jiwa yang nantinya juga sangat menguntungkan.
Selain di beberapa media cetak, Chairul juga terkenal di beberapa multi media. Persaingan di bidang bisnis multimedia semakin besar setiap waktu. Oleh karena itu anda perlu belajar atau mempelajari cara bekerja sesuai dengan kebutuhan anda. Saat ini, kekayaan yang telah dicapai oleh Chairul didapatkan dari beberapa jenis perusahaan yang sukses.

6. Sri Prakash Lohia 
Kekayaan yang diperoleh ialah kekayaan yang semata-mata berasal dari Indorama Corporation. Ini merupakan perusahaan polyester yang pertama kali didirikan bersama dengan ayahnya yaitu, ML Lohia. Pada mulanya, Indorama mendirikan pabrik benang sekitar tahun 1976 di Indonesia dan meraih kesuksesannya. Saat ini, Prakash telah meraih kesuksesannya melalui perusahaan Indorama. Ada beberapa produk yang ditawarkan di perusahaan ini seperti polypropylene, polyethylene, PET resin, poliested sampai sarung tangan medis. Saat ini pabrik dari perusahaan Indorama dapat dengan mudah ditemui di berbagai kota terutama di Jakarta. Dengan mengetahui sejarah singkat mengenai profil Sri Prakash Lohia maka anda dapat dengan mudah mengetahui bagaimana cara pengusaha untuk meraih kesuksesan mereka. Ada beberapa jenis perusahaan yang dinaungi oleh grup dari Indorama. Salah satu perusahaan yang menaungi ialah perusahaan pembuat tekstil yang bekerja di bawah PT Indorama Synthetics dan juga berasal dari perusahaan petrokimia.
Ada beberapa jenis bisnis yang dikerjakan oleh perusahaan Indorama. Disini mereka juga membuka usaha pembuatan benang pintal yang digawangi oleh Indorama IPLIK, Indorama Shebin, dan ISIN Lanka. Perusahaan di bidang sarung tangan yang dikelola oleh perusahaan Medisa Technologies ini melakukan beberapa jenis pengembangan bisnis. Saat ini, Indorama juga mengawangi beberapa jenis bisnis yaitu pengembangan usaha Real Estate yang bergerak di bawah naungan Indorama Real Estate.
Beberapa jenis bisnis di bidang Real Estate bermula sejak tahun 1995 dan telah meraih kejayaan mereka. Oleh karena itu setelah sukses di berbagai bidang membuat perusahaan ini semakin memiliki nama di dunia. Pada tahun 2008, perusahaan yang bernama Indorama Corp juga telah melakukan investasi ke negara lain melalui Indorama Ventura PCL yaitu salah satu polyester terintegrasi yang cukup besar di dunia dan juga telah terdaftar di Bursa Efek Thailand.


7. Sukanto tanoto
Sukanto dilahirkan di kota Medan pada tanggal 25 Desember 1949 dan sudah memiliki banyak sekali pengalaman dalam bidang bisnis. Setelah menjadi pemasok untuk perusahaan sebesar Pertamina, beliau merambah ke industry perusahaan. Beliau berhasil membawa perusahaannya menjadi salah satu perusahaan pulp dan kertas di Asia yang masuk ke dalam Bursa Efek New York. Hal tersebut adalah satu pencapaian yang sangat luar biasa sekali. Tidak banyak pengusaha yang mampu menembuskan bisnis mereka ke bursa saham di Amerika Serikat tersebut. Perusahaannya menjadi sangat besar dan mulai merentangkan sayapnya untuk merengkuh bisnis-bisnis lainnya yang masih berhubungan dengan bisnis perusahaannya yang sekrang. Kertas, minyak sawit, konstruksi dan energi adalah beberapa hal yang menjadi bisnis dari beliau pada saat sekarang ini.

8. Peter Sondakh
Sebagai seorang pengusaha yang sukses, banyak sekali orang yang tertarik untuk mengetahui profil Peter Sondakh secara jelas. Peter merupakan seorang pengusaha sukses yang berasal dari kota Malang. Sepak terjangnya di dunia bisnis telah mengalami berbagai peningkatan yang fantastis. Pengusaha ini memiliki banyak sekali kemampuan dan pengalaman di bidang bisnis. Jika anda tertarik untuk mempelajari usaha di bidang bisnis anda dapat belajar dari Peter. Peter merupakan pemilik dari perusahaan Bentoel dan juga Rajawali Grup. Pada tahun 2008, Peter terpilih menjadi orang terkaya nomer enam di Indonesia. Hal ini dikarenakan perusahaan kelapa sawit yang berada di bawah naungan dari Rajawali Grup mengalami peningkatan saham yang cukup fantastis. Selain itu, Peter juga salah satu penggemar dari permainan sepak bola. Karena kecintaannya pada sepak bola, maka melalui grup Bentoel, Peter juga mendanai seluruh kegiatan yang dikerjakan oleh AREMA. Selain itu melalui Perusahaan Semen Bosowa juga mensponsori beberapa klub sepak bola seperti Persipura dan PSM. Selain memiliki banyak perusahaan di dalam negeri, Peter juga memiliki beberapa perusahaan property di luar negri. Perusahaan yang dimiliki Peter mencakup dalam dan luar negeri sangatlah banyak. Walau sempat tinggal di negara Amerika Serikat dalam jangka waktu yang cukup lama, Peter tetap mengurusi semua jenis bisnisnya di Indonesia. Dengan tekad dan kemauan yang keras dan didukung oleh keahlian di bidang bisnis maka bisnis yang dirintis oleh Peter selalu mengalami kemajuan.
Tidak sedikit orang yang dapat meraih kesuksesan di bidang bisnis. Dengan memulai bisnis dari nol, anda pun akan berkesempatan untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses. Langkah awal dari seorang pengusaha bisnis yang sukses adalah ketekunan dan kerja keras. Peter melihat segala macam bisnis sebagai jenis peluang yang harus dipertimbangkan. Oleh karena itu beliau tidak henti-hentinya untuk menyusun strategi demi mendapatkan peluang bisnis dengan prospek masa depan yang cerah. Saat ini Peter berdomisili di Jakarta dan berkonsentrasi dalam menjalankan segala jenis bisnis yang ia jalankan. Dengan modal ketekunan dan kerja keras, pengusaha ini dapat meraih gelar orang terkaya ke enam di Indonesia dengan total kekayaan sebesar 1,05 miliar dolar AS.

Pria yang akrab disapa Dr. Boen ini membangun usaha farmasi dengan penuh dedikasi sehingga membawa hasil yang memuaskan. Ia sangat paham bagaimana caranya untuk membuat obat dengan dosis yang pas namun dengan harga yang terjangkau. Selain itu, beliau juga mengerti dengan perkembangan di dunia farmasi global. Hal ini membuat Boenjamin Setiawan menjadi seorang pria yang matang dalam urusan farmasi dan yang paling penting adalah dia langsung terjun dalam mengembangkan jenis obat-obatan dan makanan kesehatan di perusahaannya yaitu PT Kalbe Farma Tbk.
Ia berani mengambil langkah besar dalam membangun bisnis di dunia farmasi Indonesia. Ia tak tanggung-tanggung dalam membangun dan merawat perusahaannya tersebut. Ia menggabungkan 3 perusahaannya untuk memperkuat posisinya di dunia farmasi Indonesia. Ketiga perusahaan tersebut adalah Kalbe Farma, Dankos Laboratories, dan PT Enseval Putra Megatrading yang merupakan perusahaan distribusinya. Hal tersebut beliau lakukan untuk menjadikan produksinya menjadi lebih efisien dan tentunya memperbesar pasar. Tak hanya itu, Boenjamin Setiawan juga membangun perusahaan baru yang bergerak dalam bidang riset dan pengembangan yaitu PT Innogene Kabiotect Pte. Ltd dan juga bekerja sama dengan Morinaga dalam mendirikan perusahaan susu dengan investasi mencapai 500 miliar rupiah.
Keberhasilannya dalam membangun bisnis di bidang farmasi membuat Boenjamin menjadi deretan orang kaya di Indonesia. Majalah Forbes pada tahun 2011 lalu menafsirkan harta kekayaan Boenjamin Setiawan mencapai 2 milliar dollar Amerika Serikat. Perusahaannya juga semakin berkembang dan menghasilkan produk yang berkualitas dan disukai masyarakat Indonesia. Beberapa produk yang sudah beredar di Indonesia antara lain adalah Promag, Mixagrip, Woods, Komix, Extra Joss, dan Prenagen. Tentu saja omset dari perusahaan ini sangat besar. Bahkan saat ini Kalbe adalah salah satu perusahaan farmasi yang terbesar di Asia Tenggara dan sahamnya mencapai lebih dari 1 milliar dollar dengan penjualan lebih dari 7 triliun rupiah. Demikian biografi singkat Boenjamin Setiawan.

10. Putera Sampoerna
Putera Sampoerna adalah generasi ketiga yang saat ini memegang Sampoerna. Beliau termasuk orang terkaya di Indonesia dan mendapati peringkat ke sepuluh dengan kekayaan US$ 2,3 miliaratau setara dengan Rp.21,85 triliun (kurs 9.500) menjelang akhir tahun 2012. Tentunya hal ini dilakukan dengan cara kerja keras yang tidak pernah berhenti. Beliau tidak langsung ikut dalam bisnis keluarga, namun awalnya Putera Sampoerna mengelola perusahaan kelapa sawit milik salah satu pengusaha di Malaysia bersama dengan istrinya. Baru setelah beberapa tahun setelah itu, beliau kembali ke Surabaya untuk menjalankan kembali perusahaan keluarganya, yaitu PT HM Sampoerna.
Putera Sampoerna tentunya memegang peran penting pada perusahaan setelah diangkat oleh ayahnya menjadi CEO (Chief Executive Officer) PT HM Sampoerna. Tentunya beliau tidak hentinya mengembangkan perusahaan dengan berbagai cara termasuk mengajak perusahaan-perusahaan dari mancanegara untuk bergabung dalam perusahaan dan mengembangkan bisnis mereka. Pada awalnya, Putera tidak hanya mengembangkan perusahaan keluarganya saja, namun juga mencoba mencari peluang dengan bisnis lain seperti supermarket Alfa dan juga sempat mendirikan sebuah bank yaitu Bank Sampoerna namun sayangnya yang satu ini tidak berhasil. Selain itu, Putera Sampoerna juga memiliki perusahaan judi di Gibraltar yang bernama Mansion. Ada juga sebuah kasino yang dibeli oleh beliau dengan harga 120 juta poundsterling yang teletak di London, Inggris.

Masih banyak orang-orang kaya dari Indonesia Gan, kita akan bahas lagi di postingan selanjutnya.

Baca juga: Milyader-Milyader Tertua Di Dunia