Orang-orang yang Tidak Dilihat Allah SWT
Suatu ketika
seorang suami pulang kerja dengan setumpuk beban dipundaknya, tiba-tiba sampai
dirumah isterinya bersikap super cuek, alias tidak memperhatikan sama sekali
tanpa alasan yang jelas. Kira-kira perasaan apa yang diderita sang suami? Jika
perlakuan ini terus menerus dilakukan isterinya tidak menutup kemungkinan sang
suami mencari wanita lain di luar rumah tangganya.
Ilustrasi kecil
itu baru tergambarkan ketika kita masih meniti kehidupan di dunia fana ini.
Tidak terlukiskan bagaimana apabila sikap cuek dilakukan oleh Allah, padahal
Dia satu-satunya harapan setiap makhluk dalam menentukan nasibnya. Celaka dan
tidaknya makhluk bernama manusia kelak, tergantung sikap Allah kepadanya.
Tatkala Allah mencuekkannya, kecil kemungkinan ia tidak dapat menyelamatkan
dirinya, sungguh keadaan yang amat menyedihkan.
Persoalannya
sekarang adalah, kenapa Allah tidak melihat kita padahal kita sangat merindukan untuk dapat berjumpa dengan Nya? Dalam kacamata Qur’an wa Sunnah ada beberapa sebab
kenapa seorang manusia dicuekin oleh Allah, sebagaimana yang teramat dalam ayat
Qur’an dan hadits shahih sebab tidak diperhatikan oleh Allah akibat dari;
Pertama,
menyembunyikan kebenaran, dan menjualnya dengan harga murah
menyembunyikan kebenaran, dan menjualnya dengan harga murah
Ini perlu
diperhatikan, terlebih lagi dengan proses pemilu di negeri ini yang tidak bisa
lepas dari sikap licik dan manipulasi data. Belum lagi pemalsuan ijazah
terakhir para calon legislatif, kemudian datangnya wakil raakyat yang tidak berkesempatan mewakili di
lembaga rakyat. Bayangkan saja seorang artis/aktor yang notabene besar di dunia
hiburan tiba-tiba menjadi calon wakil rakyat. Ini terkena hadits Nabi saw. Bila
urusan telah diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggu tanggal
kehancuraannya.
Rame-rame wakil
rakyat yang tidak berkualitas sama sekali, muncul juga wakil raakyat daari
kalangan kaum wanita. Dosa apalagi bagi bangsa ini yang belum dilakoni,
tampaknya dari sekian banyak kriteria dosa dan maksiat bangsa kita amat doyan
melakukannya. Tidak heran apabila pertolongan Allah masih teramat jauh.
Tidaklah mungkin pelaku dosa dan maksiat diperhatikan oleh Allah SWT, sebab
Allah hanya akan menolong hamba-hamba-Nya yang taat saja, setia menjalankan
aturan syariat meski dihadapkan kepada berbagai masalah yang bertumpuk-tumpuk.
Para peneliti
jelas memegang peranan penting, ketika ayat dan hadits dibacakan sebagai
penguat atas perbuatannya. Tidak jarang malah yang berperilaku lucu, sosok
bernama Gus Dur merupakan seorang tokoh yang aneh. Dengan kondisi fisiknya yang tidak normal dan
sikapnya yang sok neko-neko masih juga memaksakan diri mencalonkan jadi
Presiden di Republik ini.
Karenanya jika
ada orang Muhammadiyah atau umat Islam yang tidak mau berpolitik praktis
seperti sekarang ini tidak begitu saja dapat disalahkan. Masalahnya tidak
sesederhana yang dibayangkan, argumentasi non politik diberikan juga oleh para
pakar Islam dari Timur Tengah seperti Asy Syaikh Dr Mukhil,Syaikh Utsaimin,
Syaikh Bin Baz dan lainnya.
Dunia politik
Indonesia sekarang ini tidak jelas lagi mana halal dan mana haram, sekularisme
politik telah memberi warna yang tidak sedap memberi warna terhadap
perpolitikan di negeri ini. Dunia politik yang kotor menjadi sebab kenapa
sebagian kaum Muslimin enggan memerankan gerakan politiknya.
Islam tegak
bukan karena politik ansich, justru tegaknya ajaran Islam diawali oleh
gerakan dakwah lapis bawah. Akhlak Rasulullah saw. Yang dikenal gelaran “Al
Amin”, membuat apa yang dikatakan beliau berarti bagi warga masyarakat Arab
jahili. Sementara kita yang hidup dibelantara atom ini sering memanfaatkan
politik untuk meraup harta kekayaan.
Akibat niat
berpolitiknya yang sudah buruh, tatkala punya kekuasaanpun ia menjadi wakil
rakyat yang berkhianat kepada amanah, padahal kaum muslimin tahu yang berkhianat
terhadap amanah merupakan karakteristik kaum munafiqin. Bagi seorang muslim
perkataan adalah ibadah, maka jangan kotori ibadah itu dengan tujuan hina dan
busuk.
Firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan apa-apa yang telah diturunkan oleh Allah, yaitu Al Kitab
(Qur’an), kemudian menjualnya dengan harga yang murah, sesungguhnya mereka itu
tidak memakan melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara nanti di hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih”. QS. Al-Baqarah: 174.
Menjual
ayat-ayat Allah atau hadits Nabi saw. Adalah perbuatan yang amat buruk, dalam
tatanan fiqh termasuk dosa besar. Lebih parah lagi akibat menjual agama ini
yang rugi tidak saja si penjual tetapi juga kaum muslimin secara umum. Masa
depan generasi muda Islam menjadi suram,
generasi masa depan menjadi tidak memiliki tujuan hidup yang jelas.
Imam Al Qurtuby
menegaskan sungguhpun ayat di atas tertuju pada kaum Israil, pada dasarnya
berlaku pula bagi kaum muslimin. Yaitu siapa saja yang menjual agama dengan
harga dunia, berapapun harganya, selama cuma harga dunia maka tidak ada
harganya dihadapan Allah dan orang beriman.
Dalam ayat
lainnya lebih dijelaskan lagi (QS. Al Baqarah: 159), di mana agama telah
memberikan keterangan yang jelas, namun disamarkan untuk kepentingan dunia.
Zaman dimana
materialisme berkuasa sulit rasanya nilai-nilai Islam diterapkan, kondisi ini
sama dengan keadaan sebelum Islam diturunkan di tanah kelahirannya Makkah al
Munawaroh. Tradisi KKN yang telah mendarah daging tampaknya sulit diperbaiki,
meski dengan gerakan bengkel akhlaknya Daarut Tauhid (Aa Gym), tetap saja
penyakit KKN tidak dapat diberantas.
Kedua,
Pendusta dan Pembohong
Pendusta dan Pembohong
Hancurnya
nilai-nilai kebenaran agama dilatar belakangi oleh orang-orang munafik, dimana
bagi mereka perkataan bohong sudah menjadi tradisi. Bohong adalah kebiasaan
buruk, yang dapat menghancurkan tatanan sosial kemayarakatan. Dan tidak satupun
ajaran agama yang membenarkan bohong, kecuali agama itu sendiri adalah jenis
agama bohong.
Terkuaknya kasus
pembohongan publik oleh oknum Pendeta tentang berita murtadnya da’I sejuat umat
Zainudin Mz, masuk Kristennya tokoh Laskar Jihad di beberapa daerah, diurapinya Gus Dur oleh tokoh-tokoh gereja membuktikan jika
agama mereka disebarkan dengan jalan bohong, dusta bagi mereka bukan soal yang
terpenting meningkatkan kuantitas mereka yang kerap kali dijadikan alasan untuk
membuat kerusuhan. Contoh konkrit adalah kasus Ambon, korban pada dasarnya
adalah kaum muslimin, sebab mereka di sana merupakan minoritas. Kita tahu
tatkala muslimin hidup sebagai minoritas, dapat dipastikan terjadi penekanan,
dan tidak sedikit yang dianiaya, dibantai. Ini adalah fakta nasional dan
internasional (video Islam Peradaban Masa Depan oleh Prof. Dr. Yusuf al
Qardhawi).
Firman Allah,
artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janjinya dengan Allah dan
sumpah mereka dengan harga yang sedikit……” QS. Ali Imran: 77.
Sumpah palsu dan
perkataan bohong sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan bangsa kita,
mentradisinya bohong guna mendapatkan kekayaan dunia menjadikan pelakunya
berbuat dosa besar. Tanpa disadari mereka bisa termasuk murtad tanpa sadar,
sebagaimana kasus-kasus dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga,
Al Mannan
Al Mannan
Hal ini
sebagaimana tersebut dalam sabda Rasulullah saw. Sebagaimana tersebut di bawah
ini, artinya:
“Tiga golongan yang Allah tidak akan memandangnya nanti pada hari kiamat, tidak membersihkan mereka dari dosa dan bagi mereka adzab yang pedih. ”Siapakah mereka itu wahai Rasulullah saw?” Mereka telah celaka merugi, maka beliau menjawab dan mengulangi jawaban itu tiga kali, “Al Musbil, penjual dagangan dengan sumpah dusta, serta al Manan”. HR Muslim
“Tiga golongan yang Allah tidak akan memandangnya nanti pada hari kiamat, tidak membersihkan mereka dari dosa dan bagi mereka adzab yang pedih. ”Siapakah mereka itu wahai Rasulullah saw?” Mereka telah celaka merugi, maka beliau menjawab dan mengulangi jawaban itu tiga kali, “Al Musbil, penjual dagangan dengan sumpah dusta, serta al Manan”. HR Muslim
“Allah tidak
akan melihat kepada laki-laki yang menjulurkan kainnya karena sombong”. Mutafaq
‘alaih.
Dusta agar dagangannya
laku adalah dosa besar, meski dari satu sisi menguntungkan akibat jangka
panjang kehidupan sosial kemasyarakatan menjadi rusak. Jika ini yang terjadi
akibatnya ekonomi makro dalam hal ini Negara menjadi carut marut. Hal ini dapat
dirasakan seperti sekarang ini, disana derita rakyat makin panjang, semakin
lama dan tidak jelas kapan ada penyelesaiannya.Perbuatan dosa sebagaimana
dipaparkan agama (Islam) kadang dalam alam sosial bangsa kita tidak
diperhatikan sama sekali. Dampaknya, krisis ekonomi berkelanjutuan tanpa arah
penyelesaian yang jelas, tingkat pengangguran dimana-mana, kriminalitas makin
menggila. Dan repotnya tidak saja kaum abangan yang terjebak kejahatan, sampai
kepada aparat penegak hukum ikut-ikutan terlibat berbagai kejahatan, pelanggaran
dimana-mana.
Keempat,
Dayuts (orang yang tidak punya cemburu)
Keluarga yang katanya modern sering melakukan perbuatan dayuts, dengan alasan kemodernan pergaulan kode etik agama sering diacuhkan tidak aneh jika banyak terjadi WIL-PIL. Dasar utamanya ketika rasa cemburu tidak ada lagi diantara suami isteri. Maksiat kecil-kecilan berbuntut panjang, mereka berawal obrolan biasa, dan tatkala kondisi hati kosong dari keimanan terjadilah perselingkuhan.
Dayuts (orang yang tidak punya cemburu)
Keluarga yang katanya modern sering melakukan perbuatan dayuts, dengan alasan kemodernan pergaulan kode etik agama sering diacuhkan tidak aneh jika banyak terjadi WIL-PIL. Dasar utamanya ketika rasa cemburu tidak ada lagi diantara suami isteri. Maksiat kecil-kecilan berbuntut panjang, mereka berawal obrolan biasa, dan tatkala kondisi hati kosong dari keimanan terjadilah perselingkuhan.
Sabda Nabi saw.
Artinya; “Tiga golongan yang tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat;
orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lakli-laki
dan dayuts (orang yang tidak punya cemburu). Serta tiga golongan orang yang
tidak masuk surga, pendurhaka kepada orang tua, pecandu minuman keras, dan
orang yang mengungkit pemberian”. HR Ahmad, Nasa’i, dishahihkan oleh Al Bani.
Kehidupan
materialis kadang melupakan batas antara dosa dan durhaka kepada orang tua,
sempitnya waktu yang tersedia habis buat menumpuk harta dapat melalaikan anak manusia
kepada hak-hak orang tua. Dalam hadits lain dosa kepada orang tua disejajarkan
dengan perbuatan syirk, perkataan bohong (HR Bukhari). Gejala ini sudah merata
rasa hormat kepada orang tua makin tipis, sementara perbuatan itu jelas
merupakan dosa besar. Ketika sebuah masyarakat membiasakannya akibatnya
bebragai keburukan menjadi dominan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian empat
hal yang menyebabkan seorang anak Adam tidak dilihat dihari kiamat, dan
merupakan sosok yang amat rugi saat perhatian Allah tidak ada sama sekali.
Padahal saat itu anak manusia sangat membutuhkan perhaatian dari-Nya, ibarat
seorang anak kala membutuhkan perhatian orang tuanya. Bagaimana rasanya ketika
itu sikap orang tua cuek, tidak melihat kehadiran anak, tidak memperhatikan apa
yang diperlukan oleh anak.
Selama perbuatan
dosa dianggap biasa, pertolongan Allah dijamin tidak pernah akan turun. Allah
hanya mau menolong hamba-Nya yang penuh pengabdian kepadaNya, tidak
menyekutukannya dengan sesuatu apapun, sehingga Allah benar-benar menjadi illah
selain Dia. Semoga kita termasuk hambaNya yang taat, amien.
0 Komentar:
Posting Komentar
[Reply to comment]