Kamis, 06 November 2014

Bahaya Menahan Kencing

Bahaya Menahan Kencing

Sudah menjadi hal yang alami bila setiap manusia pasti mengeluarkan kotoran yang ada pada dirinya. Salah satunya dalam mengeluarkan urinnya. Hanya saja, dalam pengeluarannya itu terkadang kita menemukan kendala, khususnya ketika berada dalam situasi tertentu. Sehingga, ketika berada dalam situasi itu, maka kita biasanya akan memutuskan untuk ditahan. Lalu, apakah itu berbahaya?
Dilihat dari segi kesehatan hal ini kurang baik untuk kesehatan terutama kesehatan yang berkaitan dengan saluran perkemihan. Kita ketahui bersama bahwasannya yang dimaksud dengan pengertian definisi urine adalah merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang nantinya akan dikeluarkan oleh tubuh. Urine terdiri dari bahan terlarut berupa sisa metabolisme di tubuh seperti urea, garam terlarut dan bahan organik lainnya yang tidak diperlukan oleh tubuh.
Ada beberapa jenis penyakit yang bisa ditimbulkan oleh karena seseorang seringkali menahan buang air kecil, di antaranya adalah:

1. Infeksi ginjal
Tempat menampung air seni atau urine adalah ginjal. Ketika ginjal telah penuh dengan air kencing dan tidak segera dikeluarkan maka hal ini akan bisa berdampak infeksi pada ginjal. Apalagi bila menahannya adalah berjam-jam lamanya. Karena kuman suka akan hal ini maka akan menimbulkan penyakit infeksi ginjal itu sendiri bila dibiarkan berlarut-larut dan lama mengendap pada ginjal itu sendiri.

2. Infeksi saluran kemih
Selain bisa berdampak kurang baik dan kurang sehat pada ginjal, kebiasaan menahan kencing juga bisa mempengaruhi saluran kencing itu sendiri. Saat urin akan melewati saluran kemih maka sasaluran yang di laluinya akan berurutan sebagaimana posisi dari atas ke bawah, ginjal, ureter, vesika urinaria (kantung kemih) dan uretra.
Seperti yang kita ketahui fungis ginjal adalah menyaring sisa metabolisme saluran darah, mengatur keseimbangan dan membentuk pembentukan hormon. Biasanya sakit yang timbul dari penderita penyakit ini ada di daerah atas tulang kemaluan, bagian bawah perut dalam dunia medis disebut dengan ‘regio hypogastrica.
Jika kita merasa sakit dibawah perut (anyang-anyangan) yang kita rasakan seperti ingin buang air kecil, tetapi tidak lancar dan hanya sedikit. Perlu di curigai penyakit infeksi saluran kemih. Apalagi jika berdasarkan pemeriksaan dokter dan hasil laboratoriunm pada urin ditemukan kadar leukosit yang tinggi dalam urin melebihi batas normal yaitu diantara 4.1-10.9 dengan satuan 109/L. Bisa di diagnosa terjangkir infeksi saluran kemih.

3. Penyumbatan ureter ginjal
Penyumbatan ini terjadi karena urin yang berisi limbah tubuh tidak segera dikeluarkan. Hal ini bisa digambarkan seperti, sebuah saluran air yang tidak rutin dibersihkan, maka kotoran secara lama kelamaan akan membuat saluran tersebut tersumbat. Kotoran yang menumpuk, juga akan menimbulkan pembusukan dan infeksi di saluran Ginjal.

4. Gagal ginjal
Jika dibiarkan terus-menerus, keseringan menahan buang air kecil juga bisa berpengaruh pada kesehatan ginjal. 
Menahan buang air kecil berarti meningkatkan tekanan pada ginjal, mengakibatkan produksi ginjal menurun dan menjadi bengkak. Dalam hal ini ginjal tak dapat berfungsi semaksimal mungkin dan disebut sebagai gagal ginjal.

5. Batu ginjal
Sering menahan kencing akan bisa berakibat pada timbulnya batu ginjal. Batu ginjal adalah batu yang bisa terbentuk dari sisa-sisa kotoran yang sedianya harus segera dibuang melalui urin. Kandungan garam dan sisa mineral lain bisa mengendap dan menggumpal di dalam ginjal, jika tak segera dikeluarkan.
Batu ginjal yang tak segera dioperasi dapat berlanjut menyebabkan luka pada dinding ginjal. Karena adanya luka dan banyaknya bakteri dalam urin, infeksi sudah pasti akan terjadi.
Oleh karena itulah, jangan kita terlalu sering menahan buang air kecil. Memang hal ini terlihat seperti suatu yang bersifat kecil. Tapi, bila kita tidak menjaga yang kecil ini dengan baik dan malah melakukannya secara terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan bahaya besar akan mengincar diri kita. 


Islampos

0 Komentar:

Posting Komentar

[Reply to comment]